BOGOR, (MBN) – DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Jami Miftahul Khoir, Kampung Cilangkap Perdayu, Rt : 01, Rw : 02, Desa Lumpang Kecamatan Parungpanjang, Membuat Bedug Terbesar Se Kabupaten Bogor pada hari jum’at malam 22 Oktober 2021.
Acara ini sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional, dengan mangangkat tema “Dengan Semangat Maulid Nabi Kita Bangun Insan Cerdas Dan Berbudaya Islami”, bersama penceramah dari Kabupaten Lebak K.H Komaruddin dan Qori dari Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Banten Ustad M. Nasir.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Lumpang H. M. Rodis Faisal atau yang sering disapa caning mengungkapkan, dirinya sangat berterima kasih, karena dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri ini, bisa mempersatukan semua Golongan, bahkan sekaligus dengan pemukulan bedug terbesar Se Kabupaten Bogor.
“Saya sangat berterima kasih Perayaan Maulid Nabi Muhanmad SAW dan hari santri kali ini, bisa mempersatukan semua Golongan Lintas Organisasi, Sekaligus dengan pemukulan bedug terbesar Se Kabupaten Bogor”, ungkapnya Caning.
Caning mengharapkan, dengan dipukulnya bedug ini bisa mengingatkan kepada Generasi Milenial bahwa Bedug adalah salah satu sejarah memanggil masyarakat untuk berangkat ke masjid melaksanakan shalat berjamaah selain dengan speaker.
“Saya harapkan dengan dipukulnya bedug ini bisa mengingkatkan kepada Generasi Milenial atau pemuda-pemudi bahwa bedug adalah salah satu sejarah memanggil masyarakat untuk segera berangkat ke masjid melaksanakan Shalat berjamaah selain menggunakan speaker”, harapnya Caning.
Ditempat bersamaan turut hadir Hendrik, salah seorang penggerak pemuda-pemudi DKM Jami Miftahul Khoir untuk membuat bedug terbesar se Kabupaten Bogor, ia menjelaskan konsep bedug ini dibuat dari dirinya sendiri tanpa ada bantuan dari pihak lain.
“Bedug itu saya buat dengan panjang 195 CM dan diameter atau garis tengah 130 CM, saya dedikasikan buat almarhum ayah saya Sugandi bin Jamsari dan semuanya saya persembahkan untuk jamaah Masjid Jami Miftahul khoir, karena semua biaya dan konsep bedug itu saya sendiri tanpa ada bantuan biaya dari pihak manapun”, jelasnya Hendrik.
Hendrik menuturkan, pembuatan bedug ini untuk mengingatkan kepada pemuda dan seluruh masyarakat bahwa bedug adalah budaya yang semakin hilang ditelan zaman dengan menggunakan Speaker.
“Bedug ini saya buat untuk mengingkatkan kepada pemuda dan seluruh masyarakat, karena bedug ini satu budaya untuk memanggil shalat yang hilang ditelan zaman oleh speaker”, tuturnya Hendrik.
Sementara itu, turut hadir salah satu Budayawan Parungpanjang Ridwan manatik, menurutnya, Bedug pertama kali ada di Nusantara atas pemberian Laksamana perang Chengho.
“Bicara tentang bedug pasti bicara juga soal asal muasalnya dari mana dan kenapa, karena di Indonesia yang pada abad 14 lalu tidak dikenal apa itu bedug, bedug pertama kali ada di Nusantara karena pemberian seorang Laksama perang Chengho sebagai hadiah atas permintaan Adipati cokronegoro Bupati 1 Purworejo sebagai penanda waktu masuknya shalat di masjid Darul mustaqien”, tegas Ridwan.
Ridwan menegaskan, pemukulan bedug di Masjid Jami Miftahul Khoir Desa Lumpang Kecamatan Parungpanjang, menjadi sejarah hadirnya bedug terbesar di Kabupaten Bogor.
“Namun Bedug yang disaksikan semalam dalam rangka maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Miftahul Khoir Desa Lumpang, Kecamatan Parungpanjang menjadi sebuah sejarah bahwa hadirnya bedug terbesar di Kabupaten Bogor”, tegas Ridwan. (HSMY).