Politikus Partai Gerindra Andra Soni telah menarik perhatian masyarakat Banten setelah mencalonkan diri sebagai calon gubernur (cagub) berpasangan dengan Achmad Dimyati Natakusumah (cawagub) dalam Pilkada Banten 2024.
Namun dibalik karier politiknya yang moncer, Andra Soni memiliki perjalanan hidup yang penuh perjuangan.
Andra Soni yang merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara dari keluarga petani di Payakumbuh, Sumatera Barat ini hidup dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas.
Bahkan memaksa orang tuanya beralih profesi menjadi kuli bangunan di Pekanbaru, Riau saat Andra berusia balita.
Tak sampai di situ, orang tua Andra lalu merantau ke Negeri Jiran Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), dengan bekerja sebagai buruh tani di perkebunan sawit.
Diperantauan politikus yang lahir pada 12 Agustus 1976 ini mendapat kesempatan sekolah dari Pemerintah Malaysia meski berstatus anak TKI, Andra kemudian masuk ke sekolah setara Sekolah Dasar (SD).
Namun hidup Andra tak semulus yang dibayangkan karena usai menyelesaikan pendidikan setara SD, dia tak bisa melanjutkan pendidikannya setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Malaysia lantaran dokumennya tak lengkap.
Hal ini membuat Andra bersama kakaknya harus kembali ke Tanah Air dan tinggal di Ciledug, Kota Tangerang. Semasa SMP, Andra mengalami kesulitan ekonomi untuk berangkat sekolah.
Kendala ongkos pulang-pergi sekolah dan uang jajan seadanya membuat Andra kerap menumpang bermalam di kediaman teman sekolahnya karena sering kehabisan ongkos.
Andra mengaku beruntung karena ditawari menginap oleh pemilik rumah yaitu Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra dari Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma, Mendagri RI pertama hingga lulus SMA.
Selepas lulus SMA, Andra Soni tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, biaya lagi-lagi menjadi penghambatnya. Namun Andra tak menyerah. Dia memutuskan bekerja pada perusahaan di Jakarta.
Gaji yang diterimanya dikumpulkan dan akhirnya bisa kuliah di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III.
Usahanya membiayai kuliah dengan bekerja tak berjalan mulus. Proyek yang digarap perusahaan tempatnya bekerja harus terhenti akibat krisis moneter. Andra pun harus pindah kerja di perusahaan lain sebagai pengantar surat.
Kesibukannya sebagai pengantar surat, membuat Andra tak bisa full melaksanakan tugas kuliah. Bahkan ada mata kuliah yang tidak lulus sampai tiga kali. Sementara di tempat bekerjanya karier Andra terus meningkat sampai pada posisi manajer.
Di tengah perjalannya, Andra berpikir membangun perusahaan sendiri. Bermodalkan nekat niat itu diwujudkan dengan membangun perusahaan ekspedisi.
Perlahan tapi pasti, jerih payah Andra membuahkan hasil. Perusahaan yang dibangunnya telah memiliki perwakilan di sejumlah negara.
Dengan kondisi ekonomi yang dirasa cukup, pada Pemilu 2014 Andra memutuskan terjun ke dunia politik dan berhasil menduduki kursi di DPRD Banten dari Partai Gerindra dengan perolehan suara yang cukup memuaskan.
Di tengah perjalanannya sebagai wakil rakyat, Partai Gerindra mempercayakan dirinya menjadi Sekretaris DPD Gerindra Banten mendampingi Desmond J Mahesa dan berhasil menduduki kursi Ketua DPRD Banten 2019.
Berharap mengulang kesuksesan, Andra maju pada Pilkada serentak dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten berpasangan dengan Dimyati Natakusumah.
Dalam kontestasi Pilkada Banten ini, pasangan Andra Soni didukung sembilan partai politik meliputi Gerindra, PKS, Demokrat, NasDem, PKB, PAN, Golkar, PSI, dan PPP.
Berkaca pada pengalaman hidupnya yang serba susah, Andra Soni berjanji akan memprioritaskan sekolah gratis mulai dari tingkat SMA/SMK negeri atau swasta hingga universitas agar masyarakat tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan dan menjadikan Provinsi Banten Hebat.