PANDEGLANG, (MBN) – Wakil Ketua (Waka) Komisi II DPRD Provinsi Banten, Yoyon Sujana mempertanyakan sistem seleksi yang dilakukan SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS) yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang tersebut. Bahkan dirinya menengarai ada permainan kotor penerimaan di sekolah yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) oleh Pemerintahnya Provinsi Banten ini.
“Ya benar putri saya bernama Kusuma Putri Sujana telah mengikuti tes masuk SMAN CMBBS tanpa melakukan titip menitip kesiapapun, karena saya percaya dan optimis dengan kemampuan putri saya yang merupakan Tahfiz Al-Qur’an dan memiliki prestasi belajar yang sangat baik lulusan MTs.Matla’ul Anwar Menes. Namun dinyatakan tidak lulus tes seleksi,” ungkap Yoyon Sujana anggota DPRD Banten dua periode ini saat dikonfirmasi, Jumat (31/03/03).
Menurut Yoyon, selama ini percaya CMBBS pengelolaannya dengan profesional dengan mengutamakan siswa-siswi yang berprestasi di sekolah sebelumnya dan memiliki prestasi atau keunggulan lainnya bisa menjadi syarat tambahan yang akan menjadi prioritas bisa masuk CMBBS tersebut, bukan karena adanya kedekatan terhadap pejabat atau keluarga pejabat di lingkungan Pemprov Banten.
“Isu dan informasinya yang banyak dikeluhkan oleh para orangtua siswa yang masuk ke SMAN CMBBS adanya dugaan kotor atau cara-cara yang kurang baik dalam seleksi penerimaan siswa CMBBS,” kata Yoyon Sujana.
“Yah nanti saya akan dorong DPRD Banten untuk membuat pansus soal adanya dugaan kecurangan dalam penerimaan siswa baru SMA Negeri CMBBS itu,” sambungnya lagi, Karena berdasarkan info A1 bahwa kepanitiaan PPDB di SMAN CMBBS beberapa periode itu-itu saja(Tidak Ganti) sihingga disinyalir ada perencanaan yang kurang baik sehingga merugikan program pemerintah provinsi banten dalam mencetak SDM yang tangguh.
Yoyon yang juga pernah menjadi Waka Ketua Komisi V DPRD Banten sebagai mitra kerja Dinas Pendidikan Provinsi Banten ini, mengaku selama itu terus memantau berbagai program dinas pendidikan dan mengawasi kegiatan dinas termasuk dalam penerimaan siswa CMBBS tersebut.
“Terus terang dalam kapasitas sebagai anggota dewan saya sendiri tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan soal putri saya agar bisa masuk dengan seperti itu (menititipkan,-red). Saya ingin normatif agar kemampuan putri saya bisa diterima secara murni,” katanya.
Namun lanjut Yoyon dengan banyak laporan dari masyarakat para orangtua siswa yang mencoba memasukan anaknya ke sekolah unggulan itu, banyak yang mengaku kecewa dengan sistem penerimaan selama ini yang diduga banyak permainan kotor oleh oknum dalam seleksi tes masuk SMAN CMBBS tersebut.
“Mereka meyakini dengan prestasi dan bakat yang dimiliki putra-putrinya bisa masuk secara murni lulus dan diterima di SMAN CMBBS. Termasuk putri saya, tanpa melakukan upaya kotor atau tidak baik yang justru akan merusak citra dan nama baik CMBBS itu,” ujarnya.
Salah satu bukti saja, dalam penerimaan siswa harus membeli buku panduan masuk test seleksi CMBBS.
“Saya yakin hal itu sudah menjurus pada bisnis di CMBBS. Dalam waktu dekat kita akan agendakan sidak ke SMAN CMBBS dan meminta audit investigasi oleh pihak Inspektorat Provinsi Banten,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan salah satu orang tua siswa asal Kabupaten Tangerang yang tidak mau disebutkan namanya ini, dirinya mengaku kecewa dan menyesalkan banyak dugaan permainan kotor dalam penerimaan siswa-siswi baru di CMBBS tersebut.
“Saya merasa aneh dan tidak percaya putra saya tak lulus dalam tes masuk CMBBS, Karena saya optimis dengan prestasi dan kelebihan putra saya selama duduk di MTs Negeri bisa keterima dan lulus tanpa ada kecurangan. Meski saya ada yang menawarkan untuk bisa lulus tes harus menyiapkan berupa pinansial,” cetus seorang ibu yang bekerja di Pemkab Tangerang itu.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, DR.H.Tabrani belum bisa dikonfirmasi soal tersebut.
“Pak Kadis lagi ada kegiatan keluar, bisa nanti kesini lagi kang. Atau kalau ada janjian lewat telepon dulu,” ujar salah satu staf yang tidak menyebutkan namanya singkat. (Red)