SERANG, (MBN) – Acara Wisuda Gelombang IV Tahun 2022 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, terkesan ada yang ditutupi.
Semula ada informasi wisuda akan mengetengahkan orasi Ilmiah yang disampaikan Taufiqurahman Ruky. Tapi saat wartawan akan meliput, pihak panitia melarang masuk.
Panitia beralasan melarang masuk wartawan karena tidak ada orasi ilmiah oleh Taufiqurahman Ruky, sebagaimsn informasi yang diterima wartawan.
“Maaf, acara wisuda ini acara senat dan internal Untirta. Tidak benar jika ada informasi bahwa pada wisuda ini ada orasi ilmiah yang akan disampaikan oleh Bapak Taufik Ruky,” ujar panitia tersebut seraya menunjukkan rundown acara dalam undangan yang dikirim ke wali siswa.
“Jadi, jika mengacu pada rundown, info tersebut tidak benar. Tidak mungkin rundown acara diubah secara mendadak,” tandas panitia tersebut.
Sementara di tempat terpisah, salah seorang anggota Senat Untirta yang tidak mau disebutkan namanya menyampaikan bahwa “Sebenarnya acara wisuda itu acaranya Senat, bukan acara rektor. Agar tidak muncul fitnah dan penyalahgunaan wewenang jika akan ada mengundang narasumber dari luar, jauh hari pastinya koordinasi terlebih dahulu dengan Senat Universitas. Tidak boleh mendadak,” ujar anggota Senat tersebut.
Sehubungan dengan dicegahnya wartawan meliput orasi ilmiah yang disampaikan oleh Taufiqurahman, terlebih kehadiran Taufiequrachman pada acara yang diselenggarakan di Kampus Untirta, di Sindang Sari, Kabupaten Serang ini, mengundang banyak pertanyaan, Sabtu (26/11/2022).
Sejumlah wartawan yang akan meliput, tidak diperbolehkan masuk. Ketua PWI Kota Serang, Teguh Akbar Idham, mengungkapkan, dirinya menyesalkan sikap dari pihak universitas, yang tidak memberikan kesempatan sejumlah insan pers untuk bisa meliput kegiatan.
“Saya mendapat aduan dari insan pers di Kota Serang tidak dapat meliput acara wisuda. Ini patut dipertanyakan, ada apa?” katanya.
Atas sikap tersebut, Akbar juga mempertanyakan kehadiran Taufiequrachman Ruki. Berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan, saat memberikan orasi ilmiah pada acara tersebut terkesan mendadak.
“Sikap dari universitas dalam hal ini Rektor Untirta patut dipertanyakan, apa korelasi dari kehadiran sosok Taufiequrachman Ruki. Apakah ada kaitannya dengan rencana pemilihan kembali pimpinan Untirta yang ditandai akan adanya pergantian rektor,” ujar Akbar.
Akbar menegaskan, di era kebebasan pers ini, seharusnya pihak Kampus Untirta bisa bersikap lebih kooperatif terhadap insan pers saat menjalankan tugas jurnalistik. “Jangan sampai karena ada kepentingan sebuah kelompok atau kepentingan kekuasaan untuk mencalonkan dirinya kembali menjadi Rektor, harus mengorbankan kepentingan publik,” tandas Akbar.
Sehubungan dengan peristiwa tersebut, Rektor Untirta sewaktu di hubungi untuk k9nfirmasi Via Telpon dan WA tidak menjawab. (Red)