KOTA SERANG, (MBN) – Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Cijujung-Cidurian (BBWS C3) Banten menyatakan bahwa banjir Kota Serang faktornya bukan dari Bendungan Sindangheula.
Hal ini disampaikan Kepala BBWS C3 Banten I Ketut Jayada, sesuai mengikuti Rakor pasca banjir Kota Serang, di Ruang Wali Kota Serang, KSB, Kota Serang, Selasa 22 Maret 2022.
I Ketut Jayada mengatakan, adanya Bendungan Sindangheula justru fungsinya untuk menanggulangi masalah banjir Kota Serang.
“Jadi bukan malah penyebab banjir,” katanya.
I Ketut Jayada menjelaskan, air yang datang dari beberapa anak sungai yang mengalir ke Sungai Cibanten, itu terlebih dahulu ditampung atau dibendung.
Kapasitas daya tampung Bendungan Sindangheula mencapai 9 juta kubik. Kemudian, air yang berasal dari hulu jika sudah tidak tertampung, maka secara otomatis akan meluap dan meneruskan aliran air Sungai Cibanten ke wilayah hilir.
“Datangnya air secara alamiah. Ketika tidak bisa menampung, maka akan meluap. Makanya kedepan kita akan mendisain bagaimana bisa merekayasa aliran sungai,” ucapnya.
Kemudian, terkait masalah sedimentasi dan penyempitan aliran Sungai Cibanten. Kepala BBWS C3 mengungkapkan, aliran Sungai Cibanten kondisinya sporadis (menyebar), ditambah terdapat banyak sekali sampah.
“Masalah sampah ini juga jadi problem. Makanya ini jadi masalah bersama,” ujarnya.
Kata dia, hasil Rakor penanggulangan banjir Kota Serang dengan Pemda, akan segera dilaporkan ke pusat. Termasuk masalah normalisasi aliran Sungai Cibanten.
“Kami akan segera berkoordinasi ke Jakarta untuk melaporkan hasil pertemuan dengan Wali Kota Serang,” tegasnya.
Sementara, Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, ada 6 poin yang disampaikan dalam Rakor kali ini. Pertama ada kaitan 134 titik banjir, kedua ada sebanyak 14 ruas jalan yang rusak, jembatan putus sebanyak 3 lokasi, ketiga ada jalan fasilitas umum di 37 perumahan.
Kemudian keempat ada 8.900 rumah warga yang terdampak, diantaranya 229 rusak berat. Selanjutnya korban meninggal dunia akibat banjir Kota Serang ada sebanyak 5 orang, kelima soal sedimentasi Sungai Cibanten, dan terakhir soal luapan Bendungan Sindangheula.
Syafrudin menuturkan, selain luapan Bendungan Sindangheula, masalah sedimentasi dan penyempitan aliran Sungai Cibanten turut jadi masalah. Sebab, sudah lama tidak dilakukan normalisasi.
Untuk itu, Pemerintah Kota Serang mengajukan permohonan agar Sungai Cibanten untuk segera dilakukan perbaikan oleh BBWS C3.
“Rakor pasca banjir Kota Serang ini sebagai evaluasi. Pada intinya kami mengundang BBWS C3 untuk meminta penjelasan secara rinci,” pungkasnya. (Red)