CILEGON, (MBN) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon terus berkomitmen dalam memberikan pembinaan kepada warga binaan, tidak hanya sebatas pemasyarakatan, namun juga dalam pengembangan keahlian yang dapat meningkatkan kemandirian mereka. Salah satu langkah konkrit yang diambil adalah dengan mengintegrasikan kegiatan sehari-hari seperti pangkas rambut, kerajinan dari kayu, menjahit, hingga memasak (kuliner) sebagai bentuk pembinaan kemandirian, Jum’at (17/11).
Pembinaan kemandirian menjadi landasan utama dalam program rehabilitasi di Lapas Kelas IIA Cilegon. Salah satu inovasi yang mencolok adalah pelibatan warga binaan dalam kegiatan pangkas rambut. Beberapa tahanan yang memiliki keahlian sebagai tukang cukur memberikan pelayanan pangkas rambut kepada sesama rekan mereka. Kegiatan ini bukan hanya menciptakan kemandirian dalam hal kebersihan pribadi, tetapi juga memberikan keterampilan yang dapat diaplikasikan di luar tembok penjara.
Sektor kerajinan dari kayu menjadi bagian integral dalam pembinaan kemandirian. Lapas Kelas IIA Cilegon memiliki fasilitas kerja kayu yang lengkap, memungkinkan warga binaan untuk belajar dan mengembangkan keahlian mereka dalam membuat berbagai produk kayu. Dari kursi hingga hiasan dinding, produk-produk ini bukan hanya menjadi hasil karya kreatif, tetapi juga menjadi modal usaha ketika mereka kembali ke masyarakat.
Selain itu, program menjahit juga turut meramaikan inisiatif pembinaan. Warga binaan yang tertarik dalam dunia menjahit diberikan pelatihan dan bimbingan oleh para ahli. Mereka tidak hanya mendapatkan keahlian baru, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperoleh penghasilan melalui hasil karya mereka. Lapas Kelas IIA Cilegon percaya bahwa dengan memberikan keahlian ini, warga binaan dapat lebih mudah diterima di tengah-tengah masyarakat setelah bebas.
Tak ketinggalan, program memasak kuliner juga menjadi fokus utama. Para tahanan yang memiliki bakat dalam memasak diberikan pelatihan untuk meningkatkan keahlian kuliner mereka. Beberapa di antara mereka bahkan mendapatkan kesempatan untuk mengelola kantin di dalam Lapas, menciptakan suasana yang mendukung dan produktif.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Cilegon, Yosafat Rizanto, mengungkapkan, Melalui program ini, kami tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga membuka peluang baru bagi warga binaan untuk tumbuh dan berkembang.
“Kami percaya bahwa pembinaan kemandirian melalui keahlian multisektor dapat menciptakan perubahan positif yang lebih baik, bukan hanya bagi mereka di dalam penjara, tetapi juga bagi masyarakat di luar sana,” ujarnya.
Program pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIA Cilegon ini menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan dan pengembangan kemandirian warga binaan tidak hanya menciptakan dampak positif di dalam lapas, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas ketika mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat setelah menjalani hukuman.