Ruth (Denira Wiraguna) selalu tampak ceria memulai harinya bekerja di kantor pos. Di balik bilik meja coklat, Ruth dengan ramah melayani dan menyapa pelanggan kantor pos
yang ingin mengirimkan kartu pos, surat, paket maupun melakukan transaksi keuangan.
Bekerja di kantor pos adalah impian Ruth sejak kecil. Malah cenderung obsesif menjadi pegawai kantor pos. Cita-cita yang sangat jarang diangankan anak-anak milenial saat ini.
Selain terkesan oleh pengabdian petugas pos yang mengantar suratnya dari sahabat penanya di Belanda, ia juga merasa menjadi staf kantor pos, bisa berinteraksi dengan banyak orang. Di mata Ruth, staf pos menjadi pekerjaan yang memiliki banyak sisi
manusiawi.
Hidup Ruth berubah saat bertemu dengan Wini gadis kecil penderita kanker darah. Wini mengirimkan kartu pos dengan alamat surga. Ruth terheran dengan permintaan gadis kecil itu namun juga tidak bisa menolak permintaannya. Ruth ingin sekali membantu Wini
agar bisa sembuh dari penyakitnya, apakah impian itu terwujud seperti impiannya bekerja di kantor pos?
Di balik sosok Ruth yang anggun dan cantik ialah Denira Niyar Wiraguna, artis muda yang
sudah wara-wiri di layar kaca. Denira tertarik memerankan sosok Ruth karena memiliki karakter yang sama dengan dirinya yakni pekerja keras.
“Ruth itu workaholic suka banget kerja dan mencoba hal-hal baru sama seperti aku yang suka banget kerja, mencoba hal-hal baru dan bereksplorasi,” ucap Denira yang berkuliah jurusan Hukum di Universitas Pelita Harapan.
Denira mengawali karier di dunia entertain sebagai model. Pada usia 14 tahun, menjadi tahun pertama Denira berakting di layar kaca. Hingga saat ini sudah ada 10 judul film termasuk Kartu Pos Wini yang diperankan olehnya. Melalui perannya sebagai Ruth di film
Kartu Pos Wini, menjadikan Denira memiliki rasa empati yang tinggi terhadap para pejuang kanker. Denira berharap para pejuang kanker bisa terus semangat menjadi pendamping para penderita kanker berjuang melawan penyakitnya.
“Film Kartu Pos Wini punya semangat yang berbeda, aku belajar banyak hal terutama
tentang rasa empati untuk para pejuang kanker di Indonesia. Film ini sekaligus dapat memberikan semangat untuk mereka, bahwa kita (para pejuang kanker) ada untuk memberikan doa, harapan, dan dukungan agar mampu menghidupkan semangat
penderita kanker melawan sakitnya dan melewati deritanya. Dan semua itu tak mudah,” ujar perempuan kelahiran 22 tahun lalu ini.
Terkadang memang manusia merencanakan sesuatu dengan begitu indah dan rapi,
namun kembali semua sudah diatur oleh Tuhan. Film Kartu Pos Wini juga mengingatkan kita akan pentingnya keikhlasan menerima apa yang sudah terjadi walaupun hasil kerap tidak sesuai harapan dan keinginan. Begitu juga cerita di film Kartu Pos Wini.
Denira Wiraguna berharap perannya sebagai Ruth Dewayani memberi warna baru sosok milenial. Bahwa pekerjaan tidak melulu mengejar gaji besar, banyak sisi manusiawi yang bisa jadi pertimbangan menerima satu pekerjaan yang tidak popular. Melalui tokoh Ruth
Dewayani pula, Denira ingin memberitahu bahwa menjadi pendamping penderita kanker
tidak kalah mulianya dengan tugas para penyembuh seperti dokter. Banyak survivor atau penyintas kanker sembuh karena semangat yang ditanamkan para pendamping mereka.
Kartu Pos Wini menambah panjang filmografi karier Denira di dunia peran. Film ini juga menambah beragam karakter atau tokoh yang pernah ia mainkan.
“Saya menikmati semua karier peran yang saya jalani. Memang benar saya selektif memilih peran,
tujuannya adalah mendapatkan peran yang menarik, menantang, diingat penonton dan menimbulkan kesan mendalam. Apalagi peran atau karakter mampu memberi perspektif baru bagi penonton, wah saya menyukai tawaran peran yang demikian. Karakter Ruth di
film Kartu Pos Wini ini memberi perspektif baru mengenai seorang pendamping penderita kanker,’’ jelas perempuan yang sedikitnya sudah bermain di 11 judul film layar lebar.
Denira Niyar Wiraguna sudah delapan tahun berkarier di dunia peran. Semakin sibuk dan
semakin banyak tawaran bermain di dunia peran. Entar program seri, film televisi maupun film layar lebar. Ia berterima kasih bisa mendapatkan kepercayaan dari bermacam rumah produksi. Denira juga mengaku bahwa karier perannya tidak terlepas dari dukungan media.
“Saya beruntung dijauhkan dari berita negatif. Saya harus jaga kepercayaan penonton maupun kelompok-kelompok fans yang banyak tersebar. Tanpa kepercayaan mereka, rasanya saya tidak akan bisa menapak jauh di industri perfilman ini,” tambahnya.
Film Kartu Pos Wini
Sinemata Menggandeng Yayasan Kanker Indonesia:
Testimoni Penyintas Biar Tak Salah Cerita
SINEMATA Productions beberapa kali kegiatan promosi film Kartu Pos Wini menggandeng
Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Sinemata bahkan mengajak pembicara-pembicara YKI
terlibat dalam kegiatan seminar dan diskusi bertema Kanke dan Film.
“Kami butuh insight atau wawasan tentang bagaimana membuat film tentang isu kanker tanpa salah arah,” ungkap Tarmizi Abka, sutradara film Kartu Pos Wini (KPW).
Sutradara yang biasa dipanggil Om Jim, tidak ingin misleading dalam mengerjakan produksi filmnya.
Kartu Pos Wini butuh masukan dari perspektif organisasi yang sangat dekat dengan organisasi nirlaba yang dekat dengan isu-isu kanker.
Ada kebutuhan cerita dalam Kartu Pos Wini yang membutuhkan dukungan Yayasan Kanker Indonesia dalam mengemas film. Dalam film Kartu Pos dikisahkan tentang Wini, seorang gadis kecil berusia enam tahun yang menderita sakit kanker darah.
Di novelet yang ditulis Ruwi Meyta disebutkan bahwa Wini menderita kanker sejak kecil. Namun atas
saran pihak YKI sebaiknya vonis atau leukemia diderita Wini sejak usia lima tahun. Kalaudigambarkan dalam cerita Wini menderita kanker darah sejak bayi, kemungkinan harapan hidupnya jauh lebih kecil.
“Masukan seperti ini memberi perpektif lebih komprehensif
dari produksi film Kartu Pos Wini,” tambah Aris Muda, produser film KPW.
Bahkan – menurut Aris Muda – dengan menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menjadikan film produksi Sinemata Productions ini lebih kaya dalam menyusun cerita film yang skenarionya dikerjakan Endik Kuswoyo ini. Sempat muncul pertanyaan dari rumah
produksi saat mengadaptasi novelet karya Ruwi Meyta, adakah penyintas yang bertahan dari serangan kanker hingga 44 tahun. Ternyata menurut YKI banyak survivor dari telah mereka dampingi. Itu sebabnya, di acara Diskusi Kanker dan Film yang digelar di enam titik acara, menghadirkan para penyintas.
Melalui kehadiran dan testimoni para penyintas menjadikan produksi film Kartu Pos Wini
lebih kaya akan informasi.
Testimoni dan pengakuan para penyintas semakin meneguhkan cerita bahwa menyuntikkan semangat hidup jauh lebih memberi harapan para penderita kanker. Kehadiran tokoh Ruth Dewayani yang diperankan Denira Niyar Wiraguna bisa menjadi tokoh atau sosok pendamping penderita kanker yang sangat berarti di film Kartu Pos Wini ini.
Di acara Seminar dan Diskusi Film dan Kanker berlangsung di Jakarta, Tangerang, Depok, Bandung, Yogya dan Solo, juga sekaligus menandai rilis trailer resmi dan poster film Kartu Pos Wini.
“Mudah-mudahan melihat antusiasme peserta diskusi juga identik dengan antusiasme penonton saat film Kartu Pos Wini dirilis di Februari 2022 nanti”, tegas Aris Muda.
KARTU POS WINI
diadaptasi dari novella karya Ruwie Meyta dengan judul yang sama
Pemain:
Denira Wiraguna (Ruth)
Ferly putra (Reza)
El Ryan sebagai (Krisna)
Keiko Ananta (Wini)
Soraya Rasyid sebagai (Naila)
Fiedra Azalia (Dewi)
Produser: Aris Muda, Avesina Sobli
Eksekutif Produser: Gani Subrata
Sutradara: Tarmizi Abka
Skenario: Endik Koeswoyo, Aris Muda, Saskia Desti
Produksi: Sinemata Productions/ Radepa Studio 2021 (Kelana Peterson)