Mitra Banten News | TANGERANG – Dr. Ir. H. Suswono, M.M.A. sekarang menjadi Cawagub mendampingi Cagub Jakarta Ridwan Kamil. Tapi di tengah padatnya kampanye Pilkada Jakarta yang sehari kadang bisa 10 tempat, Suswono masih menyempatkan diri untuk menjenguk sutradara Imam Tantowi yang kakinya diamputasi. Hal tersebut tak semata-mata sebagai sesama wong Tegal, tapi menunjukkan kedekatan mereka berdua.
“Waktu kampanye pertama PK (Partai Keadilan), saya dan Chaerul Umam ikut yang tempatnya di alun-alun Tegal, “ kata Imam Tantowi mengawali pembicaraanya di rumahnya yang asri nan nyaman di Perumahan Islamic Village, Tangerang, Selasa (29/10/2024).
Lebih lanjut, lelaki kelahiran Tegal, 13 Agustus 1946 menerangkan tentang Chaerul Umam, sahabat dekatnya, yang sama-sama dalam dunia perfilman juga dikenal sebagai sutradara handal. “Anaknya mengikuti jejaknya dalam dunia perfilman, tapi sebagai kameraman, “ terangnya.
Menurut Imam, Chaerul Umam aktif di Bengkel Teater WS Rendra. “Saya disuruh mengumpulkan semua teater yang ada di Tegal untuk masuk di Bengkel Teater WS Rendra, tapi baru latihan dua kali latihan ditinggal ke Jakarta,“ terangnya.
Selanjutnya, kata Imam, ia juga ke Jakarta. Mereka berdua bertemu, Chaerul Umam aktif di TIM, tapi ia langsung ikut produksi film di lapangan. “Chaerul Umam dari teater kemudian menjadi dubber, Chaerul Umam menjadi dubber nomer satu di Indonesia, bayarannya termahal.“ bebernya.
Imam menyampaikan dirinya membuat sinetron ‘Jejak Sang Guru’. “Kisahnya terinspirasi saat saya sekolah di SD Muhammadiyah,“ ungkapnya.
Setelah itu, Imam membagikan pengalaman pada usia 13 tahun dirinya nonton film di bioskop Slawi, berangkatnya dengan numpang truk pabrik gula Pangkah. “Pulangnya malam tidak ada kendaraan jadi saya jalan kaki lewat sawah yang gelap sekali, “ paparnya.
Kemudian, Imam menceritakan pengalamannya sebagai sutradara film ‘Saur Sepuh’ dengan syuting adegan Perang Paregreg yang memerlukan seribu kuda. “Dibuat di Jakarta tidak mungkin, karena kudanya hanya 25 ekor, kalau di tambah di Bogor dan Bandung paling hanya 100 ekor. Akhirnya syuting di Sumba yang banyak kuda dan orang-orang Sumba piawai naik kuda, “ uraiannya.
Imam menyampaikan dirinya syuting harus ditambah pasukan gajah yang diambil di Lampung. “Semua itu dilakukan agar film ‘Saur Sepuh’ espektasinya bisa melebihi sandiwara radionya,“ tegasnya.
Untuk oleh-oleh berangkat ke Jakarta, Imam selalu beli jenang di Slawi. “Jenangnya enak sekali, yang beli sampai harus antri,“ kenangnya.
Adapun, untuk pilkada Jakarta sekarang, Imam menyampaikan dirinya membantu dengan doa saja agar Suswono bisa memenangkan pertarungan sehingga menjadi Wagub Jakarta mendampingi Ridwan Kamil. “Karena saya sekarang tinggal di wilayah Tangerang, Banten, jadi saya hanya bisa membantu dengan doa, “ tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Fendi Pradana pemeran “Brahma Kumbara” film Saur Sepuh mendukung Suswono bisa memenangkan pertarungan sehingga menjadi Wagub Jakarta mendampingi Ridwan Kamil.
Kehadiran Fendi di rumah sutradara Imam Tantowi tujuannya sama memang menjenguk sang sutradara yang kakinya diamputasi. Film ‘Saur Sepuh’ garapan Imam Tantowi yang telah membesarkan namanya dalam dunia perfilman.
Fendi mengaku kemana-mana banyak orang memanggilnya ‘Brama Kumbara’, betapa perannya dalam film ‘Saur Sepuh’ begitu sangat melekat dengan dirinya. “Pada waktu saya ke Bali, yang saya kira tidak ada orang mengenali, ternyata juga banyak orang memanggil-manggil saya ‘Brama Kumbara’,” ungkap Aktor Terbaik Film Cerita Lepas ‘Surat Cinta untuk Reformasi’ FFI 2005 ini tampak begitu sangat bersemangat.
Fendi main film ‘Saur Sepuh’ sebagai Brama Kumbara ternyata tidak melalui casting, tapi langsung dipanggil. “Saat itu saya sedang syuting film ‘Malam Satu Suro’, memang syutingnya lebih dulu film ‘Malam Satu Suro’, tapi tayangnya lebih dulu film ‘Saur Sepuh’ jadi film ‘Saur Sepuh’ adalah film pertama saya,“ pungkasnya sumringah.
Sejarah mencatat, film ‘Saur Sepuh; Satria Madangkara’ garapan Imam Tantowi meraih penghargaan Piala Citra Kategori Penyunting Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1988. Film ‘Saur Sepuh juga menjadi nominasi untuk penata musik dan penata artistik terbaik FFI 1988.
Sutradara Imam Tantowi menggarap film kolosal ‘Saur Sepuh’ akan dikenang sepanjang sejarah perfilman di Tanah Air. (Kelana Peterson)