PANDEGLANG (MBN) – E-Waroong merupakan Mitra Bank sebagai penyalur komoditas pangan di program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) rupanya di tahun 2021 diduga semakin brutal. Selain itu harga pulamahal ditambahkan lagi kualitas mereka curangi dengan cara mengoplos komoditi busuk tanpa mengurangi harga jual yang tertera di mading e-waroong BPNT.
Kini, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) telah menjadi trending topik dikalangan para elit politik dan para pengusaha. Sebab dipandang yang menjadi pemasok di Program BPNT ini akan memiliki keuntungan yang sangat menggiurkan dalam setiap bulannya.
Hal itu terbukti pada penyaluran pangan bulan Februari di desa Carita kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, banyaknya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan komoditas yang tidak layak konsumsi.
Akibatnya salah seorang warga setempat mengeluhkan dengan cara mempublikasikan ke Akun Facebook Atang Maulana miliknya, dengan harapan ada perbaikan dari pihak penyalur (e-waroong) dan pemasok pangan di Program BPNT Kabupaten Pandeglang.
Menurut, Atang selaku warga setempat mengatakan komoditas pangan yang di terima oleh KPM BPNT hanya 4 parian diantaranya, Beras 10 Kg, Telur Ayam Ras 30 butir, Jeruk 1 Kg, dan Kacang Ijo 1/2 Kg, dijumlahkan senilai Rp. 200.000,- sesuai jumlah yang tertera di Saldo Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) milik penerima.
“Komoditi pangan yang diterima bulan ini jelek dan banyak yang busuk, akibatnya masyarakat mengeluh, namun hanya bisa terdiam menerima komoditas jelek,” terangnya melalui telepon selulernya. Minggu (14/2/21).
Atang Maulana selaku Aktifis wilayah Carita mengungkapkan turut prihatin dengan kondisi komoditas yang telah diterima oleh KPM BPNT. Sebab komoditas yang diterima oleh KPM semestinya tidak seperti itu.
“Jelas pemasok dan e-waroong ini melanggar aturan pedoman umum, sebab tidak sesuai prinsip dasar program yakni tepat sasaran, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, tepat jumlah dan tepat adminstrasi (T6).”tegasnya.
Bahkan yang lebih Ironisnya lagi, timbangan beras yang diterima oleh KPM BPNT hanya 9 Kg, sementara yang tertera di papan harga 10 Kg, jelas bahwa e-waroong BPNT desa Carita ini meraih keuntungan dengan cara brutal.
“Pendistribusian komoditas di desa Carita dilakukan dua kali yakni pada hari Kamis dan Jum’at namun sayangnya ada perbedaan menu yang yang telah diterima oleh KPM BPNT yang sebelumnya Jeruk jadi salak bahkan timbangan beras pula telah dikurangi hanya sebanyak 9 Kg,”paparnya.
Sementara itu, pemilik e-waroong BPNT desa Carita belum dapat dikonfirmasi hingga berita ini ditayangkan.
Penulis: Hd
Editor : Anas