BANTEN (MBN) – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mendukung produk pertanian dan usaha UMKM lokal dengan mengkonsumsi minuman herbal jahe merah, sekaligus upaya menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. Gubernur bahkan turut mempromosikannya dengan unjuk aktivitas berjemur sambil menikmati minuman herbal itu melalui akun instagram pribadinya.
“Saya kedatangan Petani dan Pengusaha muda asal Lebak yang saat ini memproduksi Jamu Jahe Merah AMH yang berlokasi di Jalan Raya Rangkasbitung – Pandeglang KM 6,5 Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,” tulis Gubernur, Rabu (18/2/21)
Bahkan kata Gubernur, pengusaha lokal asal Lebak tersebut telah berhasil memproduksi belasan ton Jahe merah dalam sehari.
“Produksinya saat ini sekitar 18 ton per hari, ini potensi luar biasa dan peluang bagi para petani jahe untuk mengembangkan tanamannya tanpa bingung menjual hasil panennya karena pabrik di Lebak masih sangat membutuhkan pasokan bahan baku jahe merah,”
Gubernur meminta semua pihak untuk memberikan dukungan bagi pengusaha, khususnya petani jahe merah karena memiliki potensi yang bagus di tengah pandemi ini.
“Pengusaha ini ngambil dari daerah lain, kekurangan bahan dari Banten sendiri. Jadi bisa kita semangati para petani Banten ini,” tambah Gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan minat petani dan masyarakat di Banten untuk menanam jahe selama masa pandemi Covid-19, salah satunya tanaman jahe merah cukup tinggi.
“Tiga daerah yang paling banyak menanam jahe yakni Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. Kami mengapresiasi atas inisiatif masyarakat yang mulai banyak menanam jahe ini, karena memang nilai jualnya cukup bagus,” katanya saat dimintai keterangan, Kamis (18/2/2021)
Agus menambahkan, untuk para petani yang memiliki minat atau sedang mengembangkan tanaman jahe merah dalam skala lebih besar, permodalannya bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan. Selain itu, Dinas Pertanian juga bisa membantu dalam upaya pemasarannya.
“Jahe termasuk dalam golongan tanaman biofarmaka. Makanya selama pandemi ini, minat masyarakat untuk mengkonsumsi tanaman ini juga meningkat,” kata Agus.
Untuk Kabupaten Lebak kata Agus memang sangat potensial untuk pengembangan tanaman Jahe merah. Dari data yang ada, Tahun 2020 saja luas panen tanaman Jahe di Kabupaten Lebak mencapai 323.951 hektar dengan total produksi panen sebanyak 619.362 kuintal, dengan sebaran paling banyak yakni di Kecamatan Leuwi Damar dengan luas tanam sebesar 267.725 hektar dan produksi panen sebanyak 483.500 kuintal.
Kemudian Kecamatan Malingping dengan luas tanam sebesar 10.500 hektar dan hasil produksi sebanyak 28.000 kuintal, Kecamatan Banjarsari sebesar 4.800 hektar dengan hasil produksi panen sebanyak 15.800 kuintal, Kecamatan Cijaku 4.380 hektar dengan produksi panen sebanyak 16.964 kuintal, dan beberapa kecamatan lain yang nilainya lebih kecil. (Adv)