JAKARTA, (MBN) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf telah menegaskan bahwa NU bukanlah sebuah partai politik. Dalam konteks pemilihan umum atau pemilihan presiden, NU tidak akan memberikan dukungan politik. Yahya Cholil Staquf juga mempersilakan jika ada partai politik yang memilih salah satu tokoh NU sebagai calon.
Pada tanggal 24 September, Gus Syaifuddin, yang mendapat restu dan dukungan dari Warga NU Cengkareng yang berjumlah 500 orang, secara resmi mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta. Dalam pertemuan dengan media di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, dia menggarisbawahi hubungannya yang erat dengan para kiai, habaib, dan alim ulama DKI Jakarta. Gus Syaifuddin juga dikenal sebagai kader NU tulen yang mampu mewakili suara NU di DKI Jakarta.
Di hadapan Warga NU Jakarta Barat, Gus Syaifuddin menekankan pentingnya partisipasi warga dalam berpolitik sebagai instrumen penting dalam kondisi demokrasi sebuah negara. NU, sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, masih mengikuti tradisi dan sifat paternalistik yang kuat, sehingga setiap ucapan kiai atau elite politik menjadi panduan dalam bertindak.
“Partisipasi warga Nahdliyin dalam politik dan dampaknya terhadap ketahanan politik di DKI Jakarta adalah bagian dari kebijakan,” ujarnya.(Kelana Peterson)