PANDEGLANG, Mitra Banten News – Pendidikan adalah salah satu hal yang perlu dimiliki dan didapati oleh setiap individu. Akan tetapi, pada kenyataannya masih ada beberapa daerah yang memiliki indeks pendidikan rendah karena hambatannya pada masalah ekonomi keluarga. Salah satu daerah yang menjadi sorotan menghadapi tantangan ini adalah Pandeglang, Kabupaten yang terletak pada Provinsi Banten, Indonesia.
Data terbaru menunjukan bahwa alasan utama terjadinya banyak fenomena putus sekolah yang terjadi di Pandeglang disebabkan oleh ekonomi keluarga. Tingkat kemiskinan yang terbilang cukup tinggi menyebabkan banyak pelajar yang terpaksa putus sekolah.
Masalah putus sekolah yang terjadi di Pandeglang bukanlah merupakan masalah baru. Masalah ini sudah menjadi pusat perhatian serius bagi masayarakat dan pemerintahan setempat sejak beberapa tahun terakhir. Fenomena ini bertambah parah semenjak hadirnya Covid-19 beberapa tahun yang lalu. Banyak keluarga yang mengalami penurunan pendapatan bahkan hingga kehilangan pekerjaan sehingga memperparah kondisi ekonomi di Pandeglang.
Pada fenomena ini, pemerintahan dan masyarakat setempat perlu memahami akar permasalahan dan upaya-upaya yang relavan untuk mengatasi permasalahan putus sekolah ini. Dengan memahami akar masalah secara mendalam, diharapkan mendapat solusi-solusi paling efeketif untuk membantu kasus putus sekolah para pelajar di Pandeglang sehingga para pelajar di Pandeglang dapat mendapatkan hak belajar mereka dan memperbaiki kualitas masa depannya.
Pandeglang sendiri merupakan salah satu Kabupaten dengan kekayaan sumber daya alam yang besar, terutama pada sektor pariwisata dan pertaniannya. Akan tetapi, dibalik potensi besar yang dimilikinya, Pandeglang memiliki banyak keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Pandeglang masih cukup tinggi, dengan sebagian besar penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Dengan tingkat kemiskinan yang tergolong tinggi memberikan dampak yang signifikan terhadap sarana dan prasana pendidikan di Pandeglang. Banyak anak dari keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan terpaksa untuk putus sekolah karena tidak mampu membiayai biaya pendidikan dan harus banting setir untuk membantu mencari nafkah keluarganya.
Dilansir dari data terbaru dinas pendidikan Kabupaten Pandeglang mengemukakan bahwa tingkat putus sekolah para pelajar di wilayah Pandeglang tergolong tinggi. Dari total jumlah pelajar yang tercatat sekitar 20% mengalami putus sekolah dengan faktor ekonomi keluarga yang menjadi penyebab utamanya. 20% adalah angka yang tinggi untuk sebuah tingkat putus sekolah. Para pelajar dari keluarga dibawah garis kemiskinan terpaksa putus sekolah karena tidak mampu lagi membiayai biaya pendidikan atau harus membantu mencari nafkah.
Dari beberapa survei yang sudah dilakukan ke beberapa sekolah di Pandeglang menunjukan bahwa pelajar yang mengalami putus sekolah kebanyakan karena alasan kesulitan ekonomi keluarga. Sehingga mereka terpaksa harus putus sekolah dan bekerja demi melanjutkan hidup serta membantu orang tuanya.
Adapun dampak serius yang terjadi dari putusnya sekolah ialah masa depan yang tidak terjamin. Dengan tidak adanya pendidikan yang cukup mereka akan mengalami kesulitan ketika mencari pekerjaan yang layak dimasa depan. Pada akhirnya akan menyebabkan pada kemiskinan yang terus menerus sehingga membentuk siklus kemiskinan dari generasi ke generasi yang akan datang.
Tingginya tingkat putus sekolah juga akan berdampak buruk bagi perkembangan sumber daya manusia diwiliyah tersebut. Tidak adanya kecukupan dalam aspek pendidkan akan membatasi kemampuan individu untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Juga keterbatasan kemampuan individu nantinya akan menghambat mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi setempat.
Pemerintahan di Kabupaten Pandeglang sudah menyadari betapa pentingnya fenomena putus sekolah di Pandeglang sehingga mereka melakukan macam-macam upaya untuk mengatasi fenomena tersebut. Adapun Upaya yang telah dilakukan diantaranya :
Program Bantuan Sosial : Program bantuan sosial ini dilakukan pemerintah sempat untuk keluarga-keluarga yang membutuhkan. Bantuan dilakukan dengan bentuk uang tunai maupun sembako. Dengan adanya program bantuan sosial ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi dari keluarga para pelajar sehingga mereka bisa tetap bersekolah.
Program Beasiswaa dan Bantuan Pendidikan : Program ini dirancang agar dapat memberikan pendidikan yang sama untuk para pelajar yang terhambat ekonomi sehingga dapat tetap melanjutkan pendidikan mereka. Beasiswa ini berupa biaya sekolah, seragam, dan keperluan sekolah lainnya.
Tidak hanya pergerakan dari pemerintah saja akan tetapi masyarakat setempat juga turut andil untuk mengatasi masalah putus sekolah. Banyak organisasi masyarakat hingga lembaga swadaya yang berperan aktif untuk melakukan program-program sosial dalam membantu pelajar-pelajar yang dirasa kurang mampu untuk tetap mendapatkan pendidikan yang setara.
Akan tetapi upaya-upaya diatas masih belum mampu menyelsaikan permasalahan putus sekolah di Pandeglang. Masih banyak tantangan besar untuk mengatasi masalah putus sekolah di Pandelang, Banten. Seperti infrastruktur pendidikan yang tidak memadaian dan kurangnya akses pendidikan yang rata atau masih terbatas menjadi kendala yang harus diatasi juga.
Namun, masih ada harapan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengurangi jumlah para pelajar yang putus sekolah. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lainnya menjadi opsi utama yang diharapan untuk anak-anak mendapat akses pendidikan yang lebih baik.
Ekonomi orang tua menjadi faktor utama di balik putusnya sekolah para pelajar di Pandeglang, Banten. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini, tantangan masih besar. Namun, dengan kerjasama dan upaya bersama, diharapkan bahwa anak-anak di Pandeglang akan memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan dan dapat membangun masa depan yang lebih cerah.
Dibuat oleh : Hanifa Nur Fidhia Andriana Putri