SERANG, (MBN) – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten menggelar dialog publik yang bertempat di salah satu Hotel di Kota Serang, pada Rabu, (7/6/2023).
Kegiatan dengan tema “Cegah Ujaran Kebencian Radikal Terorisme Menuju Pemilu Damai 2024” tersebut dihadiri oleh oleh para jajaran Pemerintah Kabupaten dan Provinsi, diantaranya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Banten, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), dan para jurnalis dari berbagai media.
Ketua Pelaksana, Sehabudin dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama pegiat media mengenai pencegahan terorisme.
“Media berperan penting dalam upaya pencegahan terorisme, terutama media pers harus menyampaikan informasi yang dapat mengedukasi masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Amas Tajudin selaku ketua FKPT Provinsi Banten menjelaskan bahwa seluruh elemen masyarakat harus bersinergi untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2019 meninggalkan beberapa catatan yang perlu diperbaiki agar Pemilu 2024 ledih kondusif dan demokratis.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jangan sampai perbedaan pendapat menjadi pemicu timbulnya tindakan radikal terutama menjelang Pemilu 2024. Ia menerangkan bahwa kontestasi politik seharusnya diwarnai dengan adu gagasan, bukan saling menjatuhkan, dan perbedaan tersebut merupakan proses dinamika dalam politik.
“Banyak kiyai ulama berbeda pendapat dengan pemerintah harus dipelihara sebagai bagian dari tanggung jawab amar ma’ruf nahyi munkar, tetapi jika ada ustad atau habib yang memaksa hendak mengganti dasar negara Pancasila menjadi khilafah atau NII seraya ‘menjual’ ayat Al Qur’an dan mengkafir-kafirkan sesama muslim hanya karena beda pilihan politik, kasta sosial, dan asal usul keturunan, gemar tebar ujaran kebencian adalah kaum radikal ekstrimis yang harus ditertibkan oleh aparat penegak hukum untuk diproses menggunakan UU tentang terorisme, agar kehidupan berbangsa bernegara aman, nyaman, dan damai. Inilah pentingnya acara FKPT hari ini diselenggarakan sehingga masyarakat tercerahkan terimakasih”, ucapnya.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia Prof. Dr. H. Irfan Indris, MA yang diwakili oleh Prof. H. Juju Suhara dari Kesbangpol Provinsi Banten.
Dalam penyampaiannya ia menerangkan bahwa masyarakat diminta waspada dan hati-hati terhadap indormasi yang beredar di media sosial. Pelaku teror saat ini menggunakan media sosia sebagai sebagai senjata dalam menyebarkan hoaks dan propaganda yang dapat memicu keributan di masyarakat dan dalam lingkup yang lebih luas dapat mengancam kedaulatan NKRI.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Kabar Banten, H. Maksumi Husen yang menjadi narasumber pada acara tersebut setuju bahwa ketika Pemilu memang rawan gesekan karena ada perbedaan pilihan partai politik dan calon yang didukung. Pemilu dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris untuk menyebar hoaks dan propaganda. Media sosial menhadi salah satu senjata mereka dalam melancarkan aksinya.
Ia menyampaikan alternatif yang dapat ditempuh sebagai upaya mewujudkan Pemilu damai 2024 di antaranya dengan menghargai perbedaan dan menerima hasil Pemilu dengan lapang dada. Menghargai perbedaan dapat dilakukan dengan cara menghindari politisasi suku, agama, ras dan antargolongan. Menghindari dan mencegah kekerasan, baik kekerasan verbal, kekerasan psikologis kekerasan fisik. Dewasa berdemokrasi, yakni siap menang dan siap kalah dalam Pemilu. Seluruh elemen bangsa, dan warga negara mempunyai posisi dan pengaruh yang penting untuk memajukan proses demokrasi dan menyukseskan pemilu yang damai dan bermartabat.
Selain itu, ia juga mengatakan mengenai pentingnya literasi dunia maya agar masyarakat dapat lebih bijak dalam bermedia sosial dan menanggapi informasi.
“Diperlukan kecerdasan literasi di dunia maya, karena teror yang diluncurkan oleh kelompok radikal mulai beralih ke media sosial, kita harus lebih hati-hati saat share foto atau berita karena ada potensi hoaks, harus disimak baik-baik dan jangan mudah percaya,” tegasnya.