SERANG, (MBN) – BKKBN Banten mengadakan coffe morning bersama Insan Pers, di salah satu Cafe di Kota Serang, Kamis (25/05/23).
Pada diskusi di pagi hari, Kepala BKKBN Banten, Rusman Effendi mengatakan, bahwa hari ini pun membahas tentang penurunan stunting, dimana menjadi program nasional untuk menuju Indonesia Emas.
Apalagi, kata Rusman Effendi, dikesempatan inipun dihadiri oleh pengelola terbaik tentang stunting di Kabupaten Lebak, Ketua Percepatan Stunting Kabupaten Lebak, Ade Sumardi.
“Inilah yang terus dilakukan oleh BKKBN Banten untuk percepatan penurunan stunting di setiap Kabupaten dan Kota,” kata Rusman Effendi yang baru 2 bulan menjabat sebagai Kepala BKKBN Banten.
Lanjut Rusman Effendi, pada Pemerintah Presiden RI, Joko Widodo kini sedang mencanangkan program indonesia emas, dimana 100 tahun Indonesia merdeka ada bonus demografi.
Untuk mewujudkannya, masih kata Rusman Effendi, tidak gratis begitu saja dalam penurunan stunting, karena harus ada wanita sumber daya manusia harus berkualitas.
“Apalagi saat ini angka stunting masih tinggi. Indonesia saja 23,1 persen, Banten di angka 20 persen. Masih sangat tinggi, dan belum terwujud Indonesia Emas. Angka stunting inipun akan kita turunkan berusaha pada 2023,” jelasnya.
Untuk itu, Rusman Effendi menegaskan, stunting menjadi program prioritas nasional, dengan percepatan stunting. Bahkan ada Peraturan BKKBN nomor 12 tahun 2021, aksi percepatan stunting.
“Aksi ini sudah dilakukan di semua wilayah di Banten. Kegiatan menonjol ada di Lebak. Makanya Ketua Lebak di undang hari ini,” tegasnya.
Mengenai sasaran, Rusman Effendi mengakui, dahulu menangani stunting kepada orang yang sudah terkena, padahal anak kena stunting relatif sulit disembuhkan.
Apalagi kecerdasannya sudah terganggu, kata dia, ubun Ubun keras, sel otak tidak bisa berkembang.
“Makanya kita sasaran dari Hulu, anak remaja, ibu hamil, pengantin dan juga balita,” tegasnya.
Lanjutnya, penangan stunting tidak bisa diselesaikan dengan 1 unsur, harus bersama sama secara bergabung.
“Maka itu dibentuk wadah. Baik pemerintah, swasta, lsm dan media masa, adalah bentuk progres percepatan penurunan stunting,” tuturnya.
Diketahui stunting adalah anak gagal pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah fisik buruk, dan perkembangan penurunan kecerdasan.
Kalau stunting pasti pendek, anak anak pendek belum tentu stunting.
Penyebabnya kurang gizi jangka panjang, sering sakit sakitan pola Asuh yang salah.
Hampir dipastikan anak stunting jadi madesu, karena fisiknya tidak bagus, kecerdasan di bawah rata rata.
(Red)