INDRAMAYU, (MBN) – Indonesia kini masih menghadapi tantangan permasalahan gizi buruk, khususnya stunting yang dikhawatirkan akan jadi lebih buruk lagi di masa pandemi Covid-19 ini.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta Balita. Padahal, Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan syarat untuk membawa Indonesia Maju pada tahun 2045. Namun, penyiapan SDM unggul masih menghadapi tantangan bernama “stunting”.
Seperti yang kita ketahui, dalam Pencegahan Stunting ditengah Pandemi ini,HaloPuan melakukan Gerakan Melawan Syuting yaitu penamanan Kelor di Indramayu pada Sabtu, 26 Februari 2022.
Gerakan Melawan Stunting di Indramayu ini , Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan Ini Berkah dari Ibu Puan Maharani Melalui HaloPuan
Dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting HaloPuan, Bupati Indramayu Nina Agustina menyatakan tekadnya menjadikan lahan tidur di Indramayu menjadi lahan pertanian kelor.
HaloPuan, lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, hadir di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dengan program khasnya, Gerakan Melawan Stunting, pada Sabtu, 26 Februari 2022. Kegiatan ini dipusatkan di Desa Sukareja, Kecamatan Balongan, wilayah yang terkenal karena menjadi lokasi salah satu kilang minyak terbesar Pertamina di Indonesia.
Sekitar 300 warga mengikuti kegiatan tersebut. Mereka sebelumnya telah didata karena merupakan warga sasaran Gerakan Melawan Stunting, yakni ibu hamil, ibu menyusui, pasangan pengantin baru, calon pengantin, dan kader-kader posyandu serta PKK.
Angka stunting di Kabupaten Indramayu sebenarnya turun hingga 50 persen dari 29,19 persen pada 2019 menjadi 14,4 persen pada 2021. Bupati Indramayu, Nina Agustina, memang serius menangani stunting, di antaranya dengan membentuk tim Gesit (Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu).
“Meskipun demikian kewaspadaan akan bahaya stunting mesti terus dijaga agar kasus baru stunting tidak terjadi di Indramayu,” kata Koordinator HaloPuan, Poppy Astari. Oleh karena itu, Puan Maharani melalui HaloPuan bergotong royong dengan kader-kader PDI Perjuangan di daerah untuk terus mengampanyekan pencegahan stunting dengan penyuluhan pentingnya asupan gizi seimbang bagi balita dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
Selain penyuluhan, HaloPuan juga berbagi gagasan memanfaatkan bubuk daun kelor sebagai makanan tambahan super dalam melawan stunting. Daun kelor telah teruji manfaatnya di banyak negara dalam mengatasi malnutrisi dan gizi buruk.
“Di Desa Sukajaya, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, HaloPuan telah memonitor warga yang mengonsumsi bubuk daun kelor selama satu bulan penuh,” jelas Poppy. “Hasilnya, bubuk daun kelor memperlancar ASI pada ibu menyusui serta meningkatkan berat dan tinggi badan anak, masing-masing 5 ons dan 0,5 sentimeter dalam satu bulan.”
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu, Sirojudin, mengatakan kegiatan Gerakan Melawan Stunting bukanlah kegiatan politik partai banteng. “Ini kepedulian Ibu Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI terhadap penanganan stunting,” katanya. Dia juga menjelaskan bahwa Indramayu masih masuk dalam kategori tinggi dalam hal kejadian stunting, terutama di Kecamatan Balongan.
“Saya juga aneh kok di daerah Pertamina yang kaya raya seperti ini ada stunting,” ujarnya.
Terkait dengan bubuk daun kelor yang dibawa HaloPuan, Sirojudin mengakui ini informasi yang sangat menarik. “Ibu Bupati tadi bisik-bisik ke saya, bagaimana kalau lahan pertanian Perhutani diminta ditanami kelor. Kita bisa minta bantuan HaloPuan. Indramayu ini kaya, tanahnya terluas di Jawa Barat setelah (Kabupaten) Bogor.”
Sementara itu, Bupati Indramayu Nina Agustina, mengakui bahwa kelor memiliki manfaat gizi yang sangat banyak, terlebih tanaman ini gampang didapat. “Jadi, yang namanya daun kelor di luar negeri itu sudah dibikin kapsul-kapsul dan banyak dicari oleh masyarakat di luar negeri. Kok, kita yang lahannya banyak, (kelor) malah diawur-awur atau didiamkan,” kata Nina. “Karena itu, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Puan Maharani atas berkah ini. Ini berkah dari Ibu Puan melalui Halopuan yang peduli kepada kaum perempuan.
Menyambut paparan Sirojudin, Nina juga menyatakan tekadnya untuk menjadikan lahan-lahan tidur di Indramayu lahan pertanian kelor. “Kelor bisa menjadi produksi Indramayu, sehingga membuka lapangan pekerjaan juga. Nanti akan kita coba.”
Dia lalu mengajak warga peserta kegiatan untuk bersama-sama melawan stunting. “Ayo kita melawan stunting bersama karena (stunting) di Indramayu termasuk tinggi. Saya tidak bisa sendirian tapi harus bersama-sama semuanya, semua unsur masyarakat,” katanya.
Di akhir sambutannya, Nina menyampaikan sebait pantun:
Di Indramayu banyak petani
Ibu-ibunya ayu-ayu
Terima kasih Ibu Puan Maharani
Telah membantu melawan stunting di Indramayu
Dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting di Indramayu, penyuluhan tentang gizi seimbang disampaikan oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Ahli Madya Jawa Barat, Agus Mujahidin. Setelah itu, relawan HaloPuan, Mochamad Chotim menyampaikan informasi kekayaan nutrisi daun kelor yang diolah menjadi bubuk atau tepung. Bersama kader-kader posyandu dan PKK se-Kecamatan Balongan, Chotim juga memeragakan cara mengolah daun kelor menjadi bubuk.
Di akhir kegiatan, HaloPuan dan PDI Perjuangan membagikan paket sembako dan paket makanan tambahan, termasuk di dalamnya 400 gram bubuk daun kelor, kepada 300 warga sasaran. Warga juga menerima bibit kelor untuk ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Bupati Nina, didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Indramayu dan Camat Balongan, Iing Koswara, kemudian menanam kelor di pekarangan Balai Desa Sukareja. (Kelana Peterson)