Mitra Banten News | SERANG – Kadis DiskopUKMperindag H.Wahyu Nurjamil dan Heru Anwari Atlet BMX Freestyle Adakan diskusi di Peace Tasty Kaujon Serang Banten pada Senin, (2/9/2024) malam.
Berawal dari perencanaan, konsep Royal Baru yang di mulai dari Taman Sari, Royal, Dipenogoro, dan Pasar lama. Karena kapasitasnya sebagai kepala dinas DiskopUKMperindag terbatas, maka di coba mulai dari pembangunan/menata Pasar Lama.
“Setelah saya dalami soal Pasar Lama, dan coba memikirkan bahwa di Malaysia ada Chinatown, di Bandung ada Braga. Dikota Serang dengan Jalur Taman Sari, Royal, Dipenogoro bisa menjadi tempat yang efektif dan tertata juga”, paparnya.
Dengan adanya pernyataan kekumuhan Kota Serang itu di mulai dari dalam kotanya sendiri. Di Pasar Lama, selain kerusakan yang membuat kekumuhan, para pedagang di biarkan bertahun – tahun berdagang tidak pada tempatnya karena berada di bahu jalan, itu menambah kekumuhan kota Serang, selain itu mereka diperas habis-habisan sekian puluh tahun tanpa campur tangan Pemerintah.
Sebagai Pemuda daerah harus memberikan edukasi yang tepat, disini berbicara pemberdayaan bukan pemindahan, karena di dalam pemberdayaan itu didalamnya termasuk pemindahan, “saya mengambil pemberdayaan karena setelah mereka pindah, maka harus ada program berkelanjutan untuk mereka. contohnya kita harus membuat orang (customer) datang kepada mereka dengan cara ivent Serang Fair, kita berikan Boot Gratis karena mereka adalah binaan kita itu makanya di sebut pemberdayaan bukan pemindahan. Memindahkan tapi bekerjasama atau kolaborasi itu bentuk edukasi,” ujar H. Wahyu Nurjamil
Untuk membranding pasar lama menjadi benar-benar destinasi wisata kuliner, tahun ini bekerjasama dan didorong oleh PT Sinar Sosro, mengekspose di Instagram, media sosial milik pemerintah Video Tron. Mengekspose seluas-luasnya.
“Kedepannya setelah Pasar Lama shuttle, maka harus berani untuk memindahkan para pedagang Royal, Taman Sari, Kantin, pedagang Dipenogoro ke tempat yang memang sesuai dengan aturan di mana tahun ini sedang dibangun menggunakan dana dari APBN dari pusat”, tegasnya.
Pedagang Taman Sari, sudah tanda tangan, yang masih proses negosiasi itu pedagang Royal, pedagang Dipenogoro.
“Pedagang yang pada akhirnya mereka sepakat tidak sepakat Kita harus melakukan pemberdayaan kita pindahkan mereka ke sana tapi programnya juga berkelanjutan, ide saya pasar itu bukan hanya tempat transaksi jual beli tetapi jadikan untuk sebagai ruang publik yang orang-orang kreatif seperti mas Heru dia bisa bermain di situ, yang berkunjung bisa dihibur oleh band, semua bisa dilakukan di pasar yang sifatnya tematik, jadi ketika mereka di pindahkan itu tidak berhenti pada perpindahan tapi diliat momentum
bagaimana caranya supaya ketika mereka kerja itu bukan malah menurunkan pendapatan mereka tapi memang menaikkan pendapatan mereka begitu minimal mereka tidak bayar lagi pungli”,
Royal Diponegoro itu harus dirubah, pedestriannya dibesarkan, biarkan menjadi ruang publik, kalau perlu biarkan pejalan kaki bisa jalan kaki, kalo perlu memaksa toko-toko di royal itu yang menggunakan bahu jalan dan pindah kegiatan ekonominya, sehingga pedestriannya itu bisa dipakai, pembangunan dan penataan di buat semenarik mungkin atau Instagram able. “Royal Bisa menjadi trend, atau menjadi sesuatu yang “oh kita harus ke sini nih”, karena di foto bagus padahal orang cuman beli kopi, tapi pengunjung senang datang ke situ, ditambah ada musiknya yang bagus”, tutup H Wahyu Nurjamil memaparkan dengan semangat. (Czi Yk)