JAKARTA, (MBN) – Masyarakat DKI khusuk dalam mengikuti peringatan haul Haul KH Raden Zayadi Amin sebagai sosok ulama multitalenta yang dikenang sampai saat ini oleh masyarakat khususnya warga Kalibata . Haul dilaksanakan Sabtu.( 06/05/2023).di Masjid Jami Al- Mujahidin Kalibata Jakarta Selatan.bertepatan momentum Halal Bihalal Syawal 1444H.
Haul ulama Haul KH Raden Zayadi Amin pejuang nasionalis bagi warga Betawi menjadi sarana besar untuk berhalal bihalal sekaligus meneladani perjuangan Guru Zayadi Amin.
Sosok KH. R. Muhammad Amin atau yang akrab dipanggil Guru Amin lahir pada 3 Juni 1901 di Kebayoran Lama. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Raden Muhammad Ali atau Guru Ali asal Jatinegara Kaum Jakarta Timur dan Maryam. Nasab leluhur Guru Amin dari jalur ayah sampai kepada Pangeran Muhammad Syarief (Pangeran Sanghiyang) yang dimakamkan di Pemakaman Jatinegara Kaum.
Guru Amin wafat pada Selasa 04 Jumadil Ula 1385 H bertepatan 31 Agustus 1965. Awalnya, jenazah Guru Amin akan dimakamkan di TMP Kalibata. Guru Amin layak dimakamkan di TMP Kalibata karena ia seorang pejuang dan telah mendapatkan Surat Veteran dari Menteri Veteran saat itu, Sambas Atmadinata.
Akan tetapi H. Syaikhu Ketua DPR RI dan H. Syafi’ie Wakil Gubernur DKI Jakarta yang melayat saat itu menyarankan jenazah Guru Amin tidak dimakamkan di TMP Kalibata agar para murid-muridnya bisa dengan mudah untuk berziarah.
Setelah keluarga Guru Amin bermusyawarah akhirnya Guru Amin dimakamkan di komplek Unwanul Huda dekat masjid Guru Amin Jalan Raya Pasar Minggu, di seberang TMP Kalibata Jakarta Selatan setelah mendapatkan surat idzin pemakaman dari Sumarno Gubernur DKI Jakarta saat itu. Masjid Guru Amin sendiri berdiri pada 31 Juli 2005 yang dibangun oleh anak keturunannya sebagai tanda terima kasih mereka terhadap orang tuanya.
Setelah wafatnya Guru Amin, seorang anggota Badan Pemerintah Harian (BPH) Bidang Pendidikan dan Nama Nama Jalan Pemda DKI Jakarta, MCH. Ibrahim mengusulkan agara nama Guru Amin dijadikan nama jalan di wilayah Kalibata. Akan tetapi para keluarga dan keturunannya menolak dengan halus karena bagi mereka Guru Amin berjuang untuk negeri secara ikhlas dan tidak membutuhkan namanya dijadikan nama jalan.
Dari Haul ini KH Raden Syihabudin selaku anak berpendapat”Haul untuk melanjutkan perjuangan beliau terhadap pemikiran dan dakwahnya”katanya.
Gus Syaifuddin pun menambahkan “mendoakan Guru Amin sosok ulama betawi sekaligus pejuang semua amal beserta ibadah yang dilakukannya dapat diterima oleh Allah SWT.” Ujarnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh KH TB Abdurahman “figur guru Amin ulama multitalenta yang sulit kita temui pada figur saat ini.”tegasnya.(Kelana Peterson)