JAKARTA, (MBN) – Optimalisasi Literasi Ekonomi Digital Guna Memperoleh Pemasukan Finansial yang Unlimited
Teknologi digital telah membuat pengaruh besar terhadap mendorong kemajuan perekonomian negara.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) ada 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 73,7% dari total penduduk. Hal ini tentunya harus di manfaatkan secara bijak dalam rangka meningkatkan perekonomian negara.
Drs. Joseph Theodorus Pati selaku Tokoh Masyarakat Sulawesi Utara mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang tinggi dan harus dimanfaatkan dengan baik. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang menyebutkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia bisa mencapai US$ 124 miliar.
“Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan mengoptimalkan literasi digital untuk masyarakat,” sebut Joseph selaku narasumber pada Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Ditjen APTIKA Kemkominfo RI dengan tema ‘Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi Negara’ secara virtual. Jakarta (14/02/2023).
Menurutnya, literasi digital juga dapat menjadi tameng dari masalah yang timbul dari penggunaan ekonomi digital seperti pencurian, penipuan, dan manipulasi.
“Keamanan data yang sangat rentan terhadap kejahatan ini memerlukan literasi digital untuk meminimalisir hal tersebut,” ujar Tokoh Masyarakat Sulawesi Utara tersebut.
Beberapa wilayah di Indonesia belum bisa mengakses internet secara lancar, ini merupakan tantangan bagi pemerintah yang harus diatasi. Kominfo bekerja sama dengan Telkom untuk menyediakan layanan internet bagi masyarakat di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Mengutip hasil survei literasi digital yang dilakukan oleh Kominfo bersama Siberkreasi dan Katadata pada tahun 2020 tingkat indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 sampai 4. Joseph menyimpulkan bahwa indeks literasi digital Indonesia belum dikatakan baik, hanya sedikit diatas kategori sedang.
Indeks literasi digital tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah. Seperti pada momentum Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2021 yang diselenggarakan pada hari Kamis (20/05/2021) Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Program Literasi Digital Nasional.
“Program ini merupakan bagian dari upaya percepatan transformasi digital khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia digital,” tutup Joseph.
Sementara itu narasumber selanjutnya Founder Membara Law Firm, Marchelino C.N Mawengkang, S.H., M.Kn mengatakan bahwa literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Selain mencari informasi dan menambah wawasan, Marchelino menjelaskan manfaat literasi digital juga dapat untuk meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi, serta dapat meningkatkan daya fokus dan konsentrasi individu.
Ekonomi Digital adalah segala bentuk aktivitas ekonomi yang di manfaatkan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui ekonomi digital, banyak perubahan terjadi pada kegiatan ekonomi masyarakat dan bisnis. Semula segalanya dilakukan secara manual, kini sudah serba otomatis.
“Dengan begitu, seluruh kegiatan sehari-hari maupun bisnis dapat dilakukan dengan cepat dan akurat,” ujar Marchelino.
Meski begitu, era ekonomi digital saat ini memiliki beberapa tantangan yang harus kita lewati, diantaranya yaitu cyber security, persaingan kualitas SDM yang ketat, ketersediaan akses internet yang memadai, dan regulasi perkembangan zaman.
Kurangnya regulasi yang kuat mengenai keamanan data pribadi membuat kita was-was akan kejahatan dunia online.
Adapun permasalahan yang marak sekali ditemukan yaitu phising atau pencurian identitas.
“Adapun data yang paling sering menjadi incaran adalah data usia, nama, alamat, akun, dan kode sandi,” sebutnya.
Ia menyebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan agar terhindar dari cyber crime yaitu, memetakan ancaman, membuat kebijakan yang kuat, menjalin kolaborasi yang baik antar lembaga, meningkatkan keterampilan, dan membentuk pusat data nasional.
Sementara itu narasumber terakhir, Hillary Brigitta Lasut, S.H.,L.LM selaku Anggota Komisi I DPR RI mengatakan bahwa perkembangan ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh berkembangnya media dan teknologi digital. Fenomena tersebut telah memaksa masyarakat, khususnya pelaku bisnis agar selalu adaptif terhadap perkembangan zaman dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Berkembangnya media dan teknologi berdampak besar pada meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengembangkan bisnis dan produktif dalam memasarkan produknya di platform digital”, kata Hillary.
Hadirnya platform digital seperti Google dan Youtube sebagai wadah free education Hillary berharap agar masyarkat, khususnya masyarakat Sulawesi Utara agar mau mengambil kesempatan-kesempatan yang unlimited untuk meningkatkan literasi digital ekonomi.
“Dunia digital akan membuka kesempatan yang tidak terbatas dalam membantu segala aktivitas ekonomi seperti marketing, iklan berbayar, membuat foto produk, dan lainnya,” sebut Anggota Komisi I DPR RI tersebut.
Pada akhir penyampaiannya Hillary kembali berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan platform digital dengan baik dan optimal dengan tujuan pengembangan bisnis dan pengembangan passion, sehingga masyarakat dapat terbantu secara masif dalam meningkatkan finansial keluarga.(Kelana Peterson/Ril)