PANDEGLANG | Mitra Banten News – Pada Minggu, 26 November 2023 lalu, Imah Kopi Gunung Karang resmi dibuka oleh Pj Gubernur Banten dan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten. Tempat ini sekarang menjadi pusat harapan bagi petani kopi di kaki Gunung Karang, khususnya di beberapa desa di Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang-Banten.
Imah Kopi Gunung Karang menawarkan pengalaman minum kopi yang unik dengan latar belakang pegunungan yang indah dan sejuk. Selain itu, galeri kopi menambah keistimewaan tempat ini. Yang paling menarik adalah bagaimana pertanian dapat berkolaborasi dengan pemberdayaan ekonomi untuk menciptakan ekosistem yang unik.
Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Tri Sanghyang, dalam program KSBI dan Dinas Pertanian Provinsi Banten, telah menciptakan platform di mana kelompok tani dan pengusaha dapat bekerja sama untuk membangun Kilometer 0 Kopi Banten di Gunung Karang.
Program ini, yang dimulai pada September 2023, telah memberdayakan beberapa kelompok tani untuk membuat lahan pertanian mereka lebih produktif. Mereka telah menanam sekitar 28.000 pohon kopi di lahan seluas sekitar 60 hektar dari total 116 hektar yang tersedia. Ini telah mengembalikan citra Gunung Karang sebagai titik 0 kilometer Kopi Banten.
Sistem penanaman yang baik dengan menggunakan model agroforestri telah mengubah lahan perkebunan menjadi hutan produktif yang menyejukan. Ada tiga jenis kopi utama yang dibudidayakan oleh masyarakat Juhut: Liberika, Robusta, dan Arabika. Mereka juga menghasilkan kopi endemik yang dikenal sebagai kopi Bakhir, kopi Babakhir, dan kopi leupeh lalay.
Selain itu, LEM ini juga mengelola sistem peternakan domba dan menggunakan kotoran hewan sebagai pupuk kompos trichoderma. Ini tidak hanya memberikan pupuk alami untuk lahan mereka tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan.
LEM Tri Sanghyang juga melibatkan generasi muda dalam pembentukan Kelompok Petani Muda. Sekitar 20 orang yang tergabung dalam kelompok ini telah dilatih untuk mengolah kopi menjadi siap saji. Mereka telah memproduksi ratusan kintal kopi kemasan per tahun dan mendistribusikannya ke berbagai agen di berbagai daerah.
Kedai kopi yang Instagramable ini juga melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT). Sekitar 26 ibu rumah tangga berperan sebagai juru masak di Imah Kopi Gunung Karang.
Kedai ini melayani ratusan pengunjung setiap hari dan jumlahnya meningkat pada akhir pekan atau hari libur. Selain menyajikan kopi dengan berbagai olahan, di sini juga terdapat display produk dan informasi tentang kopi yang akan menjadi cikal bakal museum kopi Banten di masa depan. (Czi Yk)