SERANG, MBN – Diduga anak kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 13 Kota Serang, mengalami tekanan mental sehingga ketakutan akan lingkungan dan kepada Oknum Guru Pengajar di Sekolahnya,
Inisial ”Z” yang bersekolah di SDN 13 adalah anak yang aktif di kenal ceria dan pintar di sekolahnya, namun beberapa hari belakangan ini terlihat seperti memendam sesuatu bahkan sering terlihat menangis saat di pertanyakan oleh orang tuanya seperti enggan menceritakan apa yang di rasakanya.
“kejadinya tak seperti biasanya prilaku anak tersebut semenjak baru masuk sekolah pasca liburan semester 1, dan ketika orang tua mencoba membujuk si anak untuk bercerita si anak tersebut akhirnya membuka diri dan menunjukan surat yang katanya akan di berikan kepada Guru pengajarnya di sekolah”. Papar orang tua Z.
Inisial “R” kaget ketika melihat dalam isi surat tersebut yang di tulis langsung oleh anaknya, dan“R langsung memeluk anaknya dan pecah airmata anak dan ibunya setelah membaca isi dalam surat tersebut.
Menurut R, menceritakan kepada awak media,”kejadian ini awal mula diduga setelah pembagian rapot yang saat itu sempat R menegur Guru pengajar yang konon katanya saat itu Z kena hukuman berupa denda, karena Z lupa memberikan nama di buku lembar kerja soal ujian semester 1, lalu R menegur Guru tersebut dengan lembut dan meminta maaf jika anaknya Z itu sudah melakukan kesalahan dan R siap memberikan uang denda tersebut kalo untuk kebaikan dan agar kedepan anaknya Z bisa lebih patuh dan tidak lupa lagi,” jelasnya.
Namun rupanya Guru pengajar ini seolah olah menyebarkan berita dan menegur si Z saat masuk sekolah pasca liburan semester 1 dengan nada keras kepada Z yang mengakibatkan Z trauma dan ketakutan, sehingga mengakibatkan Z menulis surat tentang isi hatinya.
Mendengar hal tersebut, Roni selaku paman dari Z yang kebetulan juga berprofesi sebagai Jurnalis di salah satu media online, mengkonfirmasi kebenaran adanya alat bukti berupa surat tersebut yang akan di tunjukan kepada Guru pengajar di Sekolah Dasar Negeri 13 Kota Serang. Karena menurut Roni jika ini benar adanya, ini masuk kedalam satu bentuk kekerasan yang masuk Kategori kekerasan terhadap mental anak.
Berdasarkan undang undang no 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang – undang no 23 tahun 2002, Tentang perlindungan anak telah mengatur bahwa setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.
Bagi yang melanggarnya akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 Juta.[1]Pasal 54 UU 35/2014 yang berbunyi:
(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau Masyarakat.
Dengan demikian,“Apa pun peran anak dalam perundungan, semua sama-sama memiliki potensi untuk mengalami masalah kesehatan mental. Korban perundungan dipastikan akan mengalami stres, kecemasan, depresi, hingga hilangnya kepercayaan diri. Mereka juga cenderung menarik diri dari pergaulan sosial, mengalami kesepian, hingga menurunnya kualitas hidup mereka. Tak jarang korban perundungan juga memiliki pikiran dan berusaha bunuh diri “, Tegas Roni.
Besar harapan, semoga pihak kementrian pendidikan dapat merespon dan terkhusus untuk Dinas Pendidikan Kota Serang, agar bertindak tegas jika adanya Oknum Guru Pengajar di Sekolah yang melanggar, sesuai dengan ketentuan apalagi adanya dugaan kekerasan mental terhadap anak jika terbukti adanya agar diberikan sanksi terhadap Oknum Guru Pengajar tersebut berupa pemecatan secara tidak hormat”, Pungkas Roni.