JAKARTA, (MBN) – Dewasa ini masyarakat kita direpotkan dengan gaya hidup hedonis yang telah mewarnai kehidupan berbangsa terutama para pejabat dan keluarganya ditengah masih ada kemiskinan disebagian masyarakat kita.
Sementara sebagian Artis kita juga semakin memperparah dengan menunjukkan kemewahan gaya hidup borjuis dengan rumah super mewah,mobil hingga jet pribadi.hal ini menimbulkan ketidak peka atau empati tentang kondisi bangsa saat ini,seharusnya Artis sebagai tokoh panutan sudah seharusnya menahan diri atas superioritas pribadi,hingga mampu menjadi filterisasi bangsa dalam pola hidup bermasyarakat.parfi sebagai organisasi profesi keartisan selalu mengawal karakter berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila dan Kebhinekaan sebagai ideologie bangsa Indonesia,mengingat saat ini terjadi perubahan polarisasi dan peradaban di masyarakat.situasi ini bila tidak difilter maka bangsa ini akan kehilangan jati dirinya.sosok artis dan media visual yang sangat dinamis harus mampu menjawab tantangan saat ini,jangan komersil dan hedon menjadi visual gambar yang menjadi tontonan dan panutan dalam kehidupan.para pelaku media harus punya jiwa kebangsaan tanpa melepas nilai bisnisnya sehingga ada keseimbangan dalam setiap tayangan visual. Disinilah reposisi parfi sebagai organisasi profesi menjadi bagian regulasi pemerintah tentunya tanpa ada dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah/lembaga negara semua akan menjadi organisasi nirlaba yang tanpa bentuk.padahal di banyak negara yang sukses media audio visual ,film sudah bergerak menjadikan film sebagai ideologie bangsa,lewat sebuah film akan dapat dinilai karakter bangsa.semoga pemerintah mulai2 serius memberikan ruang regulasi media visual kepada organisasi profesi film secara luas peran dan kiprahnya sehingga film akan menjadi visual ideologie bangsa Indonesia.
Selamat Hari Film Nasional ke 73 – DPP PARFI Soultan Saladin.
(Kelana Peterson)