JAKARTA, (MBN) – Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN menetapkan Logo Event yang di rilis hari ini “World Dance Day (WDD)” yang Akan Digelar di Kota Tua Jakarta Jakarta, 6 Mei 2023 mendatang.
Peringatan ‘Hari Tari Sedunia’ bertema “Bergerak Dengan Lagu Menjaga Keragaman Lokal dan Global” ini melibatkan para seniman, khususnya seniman tari di tingkat Nasional maupun mancanegara.
“Ribuan penari akan tampil di acara ini. Baik para penari dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Kami mengundang beberapa Negara ikut serta dalam event World Dance Day ini,” terang Ketua Panitia Pelaksana World Dance Day (WDD) KSBN, Eny Sulistyowati S.Pd. , SE , M.M. kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/01/2023).
World Dance Day (WDD), terang Eny, menjadi langkah positif bagi KSBN dalam rangka meningkatkan ketahanan budaya. Menempatkan Indonesia sebagai negara yang mendukung kebudayaan. Termasuk seni tari—yang menjadi pilar keempat dalam pembangunan berkelanjutan – Sustainable Development Goals atau SDGs, selain ekonomi, sosial dan lingkungan.
“WDD kita harapkan dapat menjadi ekspresi kebudayaan. Inovasi yang menghasilkan hal baru sesuai zamannya. Meningkatkan adaptasi menghadapai perubahan. Menjadi sarana komunikasi lintas budaya dan kolaborasi antarbudaya,” ujarnya.
Eny mengharapkan semua pihak dapat menjadi bagian dari perhelatan ini. Pihaknya memberi ruang bagi masyarakat, khususnya bagi para seniman tari yang ingin tampil di ajang berskala internasional ini.
WDD terbuka untuk umum baik perseorangan maupun kelompok. Pendaftaran dibuka sejak tanggal 7 Januari 2023 hingga 7 Februari 2023 mendatang, tanpa dipungut biaya.
Masyarakat dapat mendaftar secara online melalui bit.ly/WDD2023-registration.
Untuk keterangan lebih lanjut calon peserta dapat menghubungi, telpon seluler (WA Text only) 0818 933 944 (Eryka), 0817 0103 285 (Titing), dan 0811 9022 94 (Prima), sekretariat-dpp@ksbnindonesia.org
Menurut Eny, jenis tari yang akan ditampilkan di WDD dibagi dalam beberapa kategori. Antara lain, tari tradisional klasik, tradisional kerakyatan, dan tari kreasi baru atau kontemporer.
“Jenis tari apa yang dipilih tergantung kepada kelompok pelaku tari yang akan membawakan. Namun demikian ada kelompok tari yang diminta khusus membawakan tari tradisional maupun kreasi baru yang dapat mewakili geografi daerahnya,” papar Pengurus DPP KSBN Deputi 3 Bidang Pemanfaatan Kebudayaan ini.
Sebagai gambaran global, lanjut Eny, WDD akan dibuka mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Kegiatan diawali dengan arak -arakan kesenian Reog, Barongsai, parade Gamelan berjalan, serta iring-ringan para peserta WDD yang mengelilingi Kota Tua, hingga kembali ke titik Panggung Utama.
Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan tari dalam sinergisitas gerak irama Kolintang, Gamelan, lagu dan tembang dengan koreo yang sudah disiapkan. Setelah selesai pementasan kolaborasi dilanjutkan penampilan peserta WDD secara serentak di semua titik.
Terkait Kota Tua Jakarta, atau Museum Fatahillah dan sekitarnya dipilih sebagai tempat acara, menurut Eny, kawasan tersebut merupakan Ring 1 Kawasan Cagar Budaya Jakarta.
“Kami ingin menjadikan Jakarta semakin dikenal sebagai melting culture khususnya dalam bidang seni tari, baik lingkup nasional dan internasional. Sekaligus memperkenalkan pertunjukan tari daerah Nusantara dan mancanegara sebagai upaya memperoleh inspirasi, komparasi dan konsolidasi serta kolaborasi lokal dan global,” ujar Eny.
Peran Budaya Memajukan Bangsa
Secara terpisah Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H. menyampaikan, pelestarian kebudayaan Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki ribuan kebudayaan yang tersebar di seluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke.
“Budaya terbentuk dari beberapa unsur, meliputi adat istiadat, bahasa, suku, ras, bangunan, serta agama, yang kemudian dapat dimanifestasikan melalui kaya seni, diantaranya seni tari,” ujarnya.
Hendardji juga menegaskan, kebudayaan memiliki peran penting bagi kemajuan bangsa. “Indonesia menjadi salah satu sorotan dunia, serta menjadi salah satu negara yang memiliki keragaman budaya,” ungkapnya.
KSBN saat ini memiliki kepengurusan; Dewan Pimpinan Wikayah (DPW) di 12 provinsi sejak didirikan tahun 2017 lalu. DPW di tingkat provinsi yang sudah disahkan, adalah Maluku Utara, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Barat, NTB, Papua, dan Papua Selatan.
Didirikannya KSBN hakekatnya untuk menyambut UU No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. UU ini memiliki fungsi terkait dengan Perlindungan Kebudayaan; Pengembangan Kebudayaan; Pemanfaatan Kebudayaan, serta Pembinaan Kebudayaan. Meliputi 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan, mulai dari tradisi Lisan hingga Olah Raga Tradisi.
KSBN telah melakukan berbagai upaya, antara lain melakukan visitasi, sosialisasi dan supervisi berbagai kegiatan berbasis seni budaya di berbagai daerah di Indonesia.
“Termasuk juga melakukan lawatan budaya ke berbagai Negara di berbagai benua, antara lain ke Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa Timur, Eropa Tengah, Eropa Barat, Afrika Utara, Afrika Barat, serta beberapa Negara di Asia,” terang Hendardji.
Di tahun 2023, selain ajang World Dance Day (WDD), KSBN juga akan menggelar Peringatan Hari Musik Nasional, dan Festival Budaya Nusantara dengan dukungan 12 DPW, di Kepulauan Seribu, Jakarta.
KSBN juga akan menggelar Lomba Film Pendek, Lomba Film Karya Digital Audio Visual Seni Budaya Nusantara secara Nasional, dan Lomba Tradisi Lisan sepanjang tahun secara Nasional./***
(Kelana Peterson)