PANDEGLANG, (MBN) – Lanjutan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi di lokasi daerah irigasi (D.I) Pasir Erih kecamatan Cipecang menggunakan material berupa puing runtuhan irigasi dan batu bekas yang sudah tidak layak di gunakan.
Kualitas puing buruk yang di gunakan pada rehabilitasi irigasi tersebut dapat di pastikan akan mempengaruhi hasil yang buruk pula pada kualitas bangunan irigasi tersebut, ditambah aliran air di daerah irigasi ini sangat deras serta posisi bangunannya yang berada di lokasi yang curam, jelas jika material yang berkualitas jelek tetap di pasang dalam irigasi ini jangan harap irigasi di lokasi ini akan bertahan lama.
Pantauan wartawan Mitrabantennews.com biro Pandeglang dilapangan, masih banyak kejanggalan yang lainnya selain penggunaan bahan material berupa puing puing bekas irigasi yang sudah rapuh, yang di gunakan kembali, namun yang lebih ironisnya lagi tidak nampak bekas galian untuk pemasangan batu paling bawah.
Di akuinya oleh pelaksana CV Sinar Tembong di lokasi,
“saya punya teknik sendiri untuk melaksanakan pembangunan ini yaitu dengan menahan aliran air menggunakan terpal sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan.” Ujarnya
Tak banyak percakapan dengan pelaksana tersebut mengingat ia terlihat sibuk dengan handphonenya yang kerapkali berbunyi karena ada yang menelpon.
Seperti yang terpangpang di papan informasi dalam kegiatan tersebut, DPUPR provinsi Banten melalui anggaran perubahan senilai 198 899 000, yang di peruntukan untuk kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem jaringan irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1000 hektar hingga 3000 dan irigasi lintas daerah kabupaten atau kota.
Di harapkan dari hasil pembangunan irigasi ini dapat di rasakan manfaatnya lebih lama karena mayoritas warga di sekitar lokasi kegiatan ini adalah petani yang dalam beraktivitas nya mengharapkan suplai air yang stabil untuk mendapatkan hasil panen yang di harapkan. (Hero)