JAKARTA, (MBN) – Di saat masa pandemi terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online. Pelaku UMKM pasti kesulitan dalam mencapai target-target yang harus dicapai saat perekonomian terganggu. Perubahan pola tersebut,
seyogyanya diikuti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat survive, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi kondisi new normal.
Pandemi virus corona bukanlah waktunya untuk mundur dari bisnis kue tetapi menjadi ajang untuk melakukan perubahan.
Memang masih terbilang baru Kkwabaegi namun untuk industri roti dan kue siap bersaing untuk rasa dengan kesiapan SDM sebagai kendali mutu semakin optimis.
Prospek industri roti di Kota Jakarta cukup menguntungkan. Hal ini tidak terlepas dari semakin populernya roti di kalangan masyarakat dan didukung oleh pendapatan masyarakat yang semakin meningkat.
Mengonsumsi roti juga dianggap dapat meningkatkan gengsi dengan harga yang terjangkau. Roti adalah makanan yang praktis, tidak memerlukan persiapan yang lama. Selain itu, roti tidak mudah basi (bertahan 2-3 hari) dan mudah didapatkan.
Semakin tinggi kesibukan masyarakat menyebabkan kebutuhan roti semakin tinggi.
Berdasarkan wawancara Levi Olivia salah satu pemilik Kkwabaegi banyak cara untuk mengenalkan roti Kkwabaegi ke masyarakat,”Selain pemesanan baik online namun sering juga ikut dalam kegiatan pameran kuliner,seperti pastisipasi saat bazar di situ babakan Jagakarsa (13/08) Kkwabaegi ikut buka stand “,tegas Levi.
Untuk dapur dan outlet kkwabaegi dibilangan Lenteng Agung Jakarta
Selatan.
Membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek usaha roti terus dilakukan kkwabaegi selain pada produk,membangun kelas pembelajaran seputar roti dan kue oleh para pengajar berpengalaman untuk urusan roti dan kue.
Geliat Industri Roti Kkwabaegi harus tetap berjalan perlu kolaborasi dimasa Pademi .Industri roti ini dengan strategi dan inovasi pemasaran agar bertahan.(Kelana Peteson.)