JAKARTA, (MBN) – Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) dengan tema Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam menuju Indonesia Emas 2045 diadakan di Hotel Boutique Kemayoran pada hari Selasa (25/07/2023). Acara ini dihadiri oleh ratusan pimpinan dan anggota Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), serta Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Gus Syaifuddin, dan Suparnyoto.
Dalam acara tersebut, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan sejarah madrasah pada masa Orde Baru hingga reformasi, di mana pada masa Orde Baru belum ada tujuan pendidikan nasional dalam UUD, ekstensi madrasah, agama LGBT di daerah Barat, dan peluang madrasah masih terbatas. Namun, pada masa reformasi, madrasah telah diberikan keterbukaan dan kebebasan untuk membentuk generasi emas Indonesia. Hidayat juga mengingatkan tentang ancaman LGBT dan informasi internet yang sulit dibendung, sehingga perlu adanya pengawasan dan pembinaan dari segala pihak.
Sementara itu, Gus Syaifuddin sebagai pemateri kedua, mengajak para peserta untuk mendesain dan mencetak mimpi anak-anak madrasah. Ia menekankan pentingnya memperkuat dan membangun madrasah untuk mencetak generasi berkualitas dan unggul, dan berharap agar madrasah menjadi tujuan utama dalam mendidik anak-anaknya. Gus Syaifuddin juga menekankan pentingnya silaturahmi sebagai kekuatan persatuan dan kekompakan, serta mengajak para peserta untuk bersatu dan sepakat dalam tujuan dan harapan yang sama.
Pemateri ketiga, Suparnyoto, membahas tentang adaptasi kurikulum 2013 di madrasah agar madrasah dapat mencetak anak didik yang berkualitas dan unggul. Ia juga menekankan pentingnya menjaga anak muda dari berbagai ancaman dari luar, dan perlu adanya kualitas pendidikan yang bermutu dan berkualitas dengan dukungan dari lembaga pendidikan yang kompeten.
Acara Ngopi Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam menuju Indonesia Emas 2045 ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan baru bagi para peserta tentang pendidikan Islam di Indonesia, serta memotivasi para peserta untuk terus berkomitmen dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia. (Kelana Peterson/Pc)