BELITUNG TIMUR, (MBN) – Belitung Timur banyak cerita, selain karya seni dan budaya, ternyata industri kreatif di negeri laskar pelangi ini pun terus berkembang.
Dalam pagelaran event ‘Timor de Belitong’ pada 1-4 Juni 2023, Kabupaten Belitung Timur memamerkan industri kreatifnya dalam tajuk Creative Fashion Show. Lebih dari sekedar memanfaatkan material limbah, para fashion designer pun membangun storytelling dibalik look yang diperagakan oleh para generasi Z.
Novi Taylor, fashion designer yang memamerkan look ‘The Queen of Chinas’. Look ini terinspirasi dari perpaduan budaya bangsa China dan Belitung di masa lalu. Dulu, pada Tahun 1293 armada Mongol terdampar di sebuah pulau yang disebut Gou-lan/ Kau-lan (Belitung), sehingga keturunannya adalah penduduk yang sampai saat ini menjadi warga asli pulau Belitung.
Look ‘The Queen of Chinas’ ini menggunakan material karung goni dan tikar lais yang di bentuk kipas sehingga kesan oriental nya sangat menonjol.
Dipadukan dengan tampah kecil sebagai pemanis di bagian depan baju dari tikar dan tutup kepala caping tradisional yang di hiasi dengan tali goni asli dan daun kering sehingga perpaduan China dan pribumi menyatu layakya warga pribumi dan warga China yang sudah menyatu di pulau Belitung ini.
Aksesoris menggunakan anting anting yang di but dari tikar lais asli,dan hiasan dada menggunakan bahan tikar dan buah cemara kering.
Dan properti yang terbuat dari ranting kayu dan tampah sehingga ada 7 bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan kostum kreatif ini yaitu goni,tikar lais, tampah,caping, daun kering.buah cemara kering dan ranting kering.
Khalila Faiha Ramadhani, model yang mengenakan look ‘The Queen of Chinas’ mengatakan, bangga bisa membawakan fashion dari Novi Taylor. “Mengikuti Creative Fashion Show kali ini sebagai upaya mempromosikan industri kreatif dari subsektor fashion kabupaten kami yang terus berkembang,” ungkapnya.
Bagi Khalila, ini merupakan peragaan busana yang kali ke-12, sebanyak empat kali bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur, delapan kalinya di catwalk umum. “Selain mengasah kemampuan modeling di event-event besar dan kita dituntut lebih kreatif dan bersaing secara sehat,” katanya.
Tak kalah kreatif dan terlihat eksklusif adalah look ‘Billitonite Costum’ persembahan dari fashion designer Robiyanto. Kostum kreatif in terinspirasi dari keindahan batu Satam yang merupakan batu khas dari Belitung yang pertama kali di temukan di Buding pada Tahun 1973.
Busana kreatif yang terlihat anggun ini di design menggunakan bahan dasar karung goni dan karung beras plastik AA, kemudian setelan celana dan atasan yang di cat hitam mengambil filosofi dari warna batu satam. Begitu juga dengan penutup kepala menggunakan terindak yang di cat hitam di hiasi manik manik dan batu satam kecil yang di buat dari seteroform.
Aksesoris menggunakan hiasan dada dari karung goni yang di hiasi dengan bunga cemara kering dan daun bakau kering, di baglan pinggang menggunakan hiasan dari steroform yang di bentuk menjadi batu satam,dan properti di tangan memegang batu satam buatan.
Sehingga ada 6 Bahan yang di gunakan yaitu goni, karung beras AA, terindak, steroform, bunga cemara kering dan bunga bakau kering sehingga Billitonite Costum bisa dideskripsikan dengan indah pada fashion show kreatif kali ini.
Aisyah Putri Ramadhani, model yang memeragakan look ‘Billitonite Costum’ mengaku antusias sekaligus melatih kepercayaan diri. “Dan yang terpenting adalah bisa berkreativitas, serta mempromosikan industri ekonomi kreatif kabupaten Belitung Timur,” pungkasnya. [Kelana Peterson]