JAKARTA, (MBN) – Pekan Wayang Indonesia Berlangsung selama tiga hari; Senin s/d Rabu, 7 – 9 November 2022. Ditandai dengan acara Kongres Ke-10 SENA WANGI Tahun 2022, Hari Wayang Nasional Ke-4 Tahun 2022, di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII Jakarta Timur
Beragam acara sebagai pembukaan mulai dengan berbagai kegiatan seni, antara lain; Pergelaran Wayang Kulit Purwa, Pergelaran Wayang Revolusi, Pergelaran Drama Wayang Swargaloka, Fragmen Wayang Orang Bharata, Talkshow, Seminar Wayang, Pameran dan Bazzar UMKM Wayang.
Digelar juga pameran Lukisan Wayang dan Lukisan Wayang Daun. Workshop Lukis Wayang Daun dan Tata Sungging Wayang, serta Pemecahan Rekor Muri Lukis Wayang Daun Tercepat.
Kegiatan talkshow dengan tema “Tanggungjawab Sosial dan Peran Pemangku Kepentingan dalam Pemajuan Wayang Indonesia.” dalam talk show tampil senagai narasumber, antara lain; Hilmar Farid Ph.D (Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek), Tulus Susanto (Direktur Independen PT. Ciputra Development Tbk), dan Hera F. Haryn (Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA).
Menurut Drs. Suparmin Sunjoyo,Ketua Umum SENA WANGI (Sektariat Nasional Pewayangan Indonesia),mengatakan bahwa Wayang mengandung kadar kemanusiaan yang dapat memperlihatkan kenyataan bahwa dalam kelas sosial ada orang baik ada orang buruk. Wayang bernapaskan keluasaan pandangan yang mengedepankan dialog dalam perbedaan. Bernapaskan toleransi terhadap pluralitas untuk menerima komunitas lain. Selasa (08/11/2022).
“Wayang itu bukan Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris. Karena ada Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Sasak, Wayang Banjar, Wayang Si Gale-Gale, Wayang Potehi, Wayang Orang, Wayang Revolusi dan lain-lain termasuk wayang kontemporer. Jadi Wayang lebih menyatukan rakyat dan bangsa Indonesia,” tegas Suparmin Sunjoyo.
Sementara itu menurut kepala bidang humas SENA WANGI, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM., menjelaskan bahwa kegiatan Pekan Wayang Indonesia adalah rentetan perjuangan mewujudkan cita-cita besar Indonesia sebagai Rumah wayang Dunia.
Lebih Lanjut,Eny mengatakan“Penghargaan UNESCO mengisyaratkan kewajiban untuk melestarikan, mengembangkan serta memajukan wayang. Wayang Indonesia telah diproklamasikan sebagai a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity,” ujarnya.
Oleh karena itu gagasan ‘Rumah Wayang Dunia’ terus digerakkan sebagai sumbangsih membangun budaya bangsa Indonesia yang diapresiasi dunia.
“Wayang Indonesia memiliki posisi terhormat di dunia internasional. Kita terus perkuat potensi maupun kekuatan seni dan budaya Indonesia khususnya wayang, agar fondasi Indonesia sebagai Rumah Wayang Dunia semakin kokoh,” harap Eny Sulistyowati..
Tampak Ketua Umum SENA WANGI (Sektariat Nasional Pewayangan Indonesia), Drs. Suparmin Sunjoyo,Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid, Ph.D., Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H., Dr. Sri Teddy Rusdy, SH. M.Hum.
Selain itu , jajaran pengurus serta peserta Kongres Ke-10 SENA WANGI, para seniman, budayawan, penggiat wayang, tokoh masyarakat, dan penggemar seni wayang lainnya hadir di lokasi. (Kelana Peterson)