KANG Mamad, begitulah sapaan akrabnya. Putra daerah Kabupaten Serang yang lahir pada Januari 50 tahun silam ini lama mengabdi sebagai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan memiliki pengalaman dinas di Skadron Udara 2 sebagai Crew Pesawat F- 27 dan CN.235 di Lanud Halim Perdana Kusuma dari Letda sampai dengan Kapten sebagai Perwira logistik atau Corp Pembekalan.
Sempat dinas di Mabes TNI, kini Kang Mamad berkegiatan di Pusdiklat Bela Negara Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kemhan RI (Badiklat Kemhan). Memiliki hobi berolahraga, Kang Mamad berupaya untuk mewujudkan nilai bela negara melalui hobinya tersebut.
“Nilai-nilai dasar Bela Negara saat ini harus terus di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 27. Hal ini sangat penting mengingat kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara menjadi tugas kita semua,” ujarnya.
Untuk mewujudkan itu, tentu harus diawali dari hal yang kecil, contohnya patuh pada peraturan atau hukum yang berlaku. Kemudian melaksanakan hal-hal kebaikan dalam lingkungan sosial, membuat prestasi dalam seni dan olahraga.
“Karena sebetulnya olahraga ini banyak sekali manfaatnya, selain menjaga Kesehatan, tentu ada nilai kebersamaan, kekompakan dan kerjasama. Hal ini didapat ketika kita melakukan turnamen antara TNI dengan warga, di sini juga mengedepankan sportifitas dan tentunya strategi,” katanya.
Kolonel Kal. Mamad Alawi sendiri merupakan Widyaiswara Madya Pusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan yang sehari-hari getol menggemborkan tentang bela negara. Menghabiskan sepanjang hari untuk mengedukasi tentang bela negara, namun tidak lupa menjalankan hobinya yang pasti disisipkan juga hal-hal tentang bela negara.
“Hampir semua bidang olahraga saya senangi, bahkan sejak SD sampai perwira dipercaya menjadi pemain inti. Selain meningkatkan keahlian bidang olahraga dan belajar memupuk rasa kebersamaan dengan teman, saya juga memanfaatkan aktivitas olahraga untuk mengedukasi bela negara kepada siapa saja, masyarakat dan lainnya,” ungkapnya.
Ia juga seringkali menggelar turnamen, kemudian olahraga persatuan baik di internal kantor maupun dengan masyarakat, dengan tujuan agar TNI dan masyarakat bersatu. Dengan begitu, pembelajaran bela negara terus digencarkan, ditambah Kang Mamad ini merupakan tipe orang yang senang bertemu dengan orang banyak dan cakap berkomunikasi.
“Banyak yang kita dapatkan melalui olahraga, bahkan dengan diadakannya turnamen, olahraga persatuan, tentu akan melebur TNI dengan masyarakat. Kalau sudah begitu, masyarakat tidak akan segan atau sungkan untuk mengobrol dan diskusi berkaitan dengan bela negara,” tandasnya.
LAHIR di Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Kang Mamad memiliki segudang cita-cita untuk tanah kelahiran tercinta. Putra pasangan Maryam dan Asmawi ini ternyata masih keturunan dari Sultan Maulana Yusuf Hasanudin.
Dengan kegigihannya menaburkan kiat-kiat bela negara, ia berpesan kepada para pemuda penerus bangsa untuk terus mengabdi dan memahami serta melakukan apa yang menjadi nilai-nilai dasar bela negara, dengan apa yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, bela negara tidak sekedar perang saja, bahkan cinta produk dalam negeri saja artinya sudah menerapkan sikap bela negara.
“Dari sisi ekonomi, bagaimana kita mencintai dan menghargai produk dalam negeri, menikmati dan mempromosikan sehingga kita bisa bersaing dengan produk dari luar,” katanya.
Dari sisi pertahanan dan keamanan, Kang Mamad meminta agar putra daerah Kabupaten Serang khususnya dan sekitar harus peduli dengan masyarakat minimal di lingkungannya. Harus peka dengan masalah yang terjadi, disaat masyarakat membutuhkan, maka pemuda harus hadir di situ untuk membela negara.
“Kapanpun negara membutuhkan, masyarakat Kabupaten Serang harapannya tergugah dengan keikhlasannya untuk hadir membantu, membela apa yang dibutuhkan, misal tenaga, pikiran, jiwa raga untuk membela bangsa. Kesadaran yang muncul dari hati dan pikiran untuk peduli membela, membantu masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Dari sisi budaya, ia juga menekankan agar masyarakat harus menghargai kearifan lokal. Melestarikannya dan menyebarluaskan kembali kesenian, budaya dan sejarah mulai dari Kabupaten Serang, sejarah Banten dan lainnya.
“Kita harus melestarikan kearifan lokal seperti debus yang kita miliki, pencak silat, pendidikan sejarah yang ada di Kesultanan Banten, mengembangkan Pendidikan sejarah dan jangan sampai punah kebudayaan yang ada di Banten,” tuturnya
Dari sisi pendidikan, diharapkan masyarakat Banten mulai berpikir kedepan dan berani bersaing dengan masyarakat luar di tingkat internasional dalam persaingan peningkatan dunia Pendidikan.
“Supaya Sumber Daya Manusia khususnya di Kabupaten Serang jadi manusia yang andal, yang diharapkan bangsa dan negara untuk menuju keberlangsungan dan penerus bangsa yang bisa membanggakan baik daerah maupun negara,” tandasnya