PADANG, (MBN) – PLN UIW Sumbar sambut Kunjungan Kerja Dalam Negeri (KKDN) rombongan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) RI Sekretaris Jenderal, Selasa (06/09) di ruang rapat Bagonjong Kantor Induk.
Dipimpin oleh Mayjen TNI Syachriyal E Siregar, tim Wantannas lakukan audiensi bersama PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumbar, PLN Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Padang, PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Teluk Sirih, dan PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban Sumatera Bagian Tengah (UP2B Sumbagteng).
General Manager PLN UIW Sumbar Toni Wahyu Wibowo menyambut hangat kunjungan ini. Menurutnya, menjadi kebanggaan bagi PLN di lingkungan Sumbar menjadi salah satu tujuan rangkaian KKDN Wantannas. ‘’Selamat datang di tanah Sumbar. Semoga paparan dan diskusi dapat menambah bekal Bapak/Ibu untuk program-program memajukan bangsa dalam bidang kemandirian energi,’’ ungkapnya.
Disampaikan Mayjen Syachriyal, energi merupakan isu yang sangat penting dan perlu dikelola bersama untuk keberlangsungan bangsa. Menurutnya, ada banyak tantangan dalam bidang energi yang berpeluang disinergikan lintas lembaga, demi stabilitas bangsa yang lebih baik.
‘’Energi merupakan isu yg sangat penting yang harus kita kelola bersama untuk keberlangsungan stabilitas bangsa. Ada banyak tantangan dalam bidang energi, contohnya yang terbaru adalah isu kenaikan BBM yang cukup menimbulkan gejolak,’’ sampainya.
Ancaman multidimensi, lanjut Mayjen Syachriyal, menjadi salah satunya faktor bidang energi yang dapat disinergikan bersama. Krisis energi tentu bisa menimbulkan ancaman, namun ketersediaan energi yang disanding dengan kesimpangsiuran kebijakan bidang energi pun dapat menimbulkan ancaman.
Sementara itu Brigjen Elphis Rudi menyampaikan, fokus KKDN Wantannas di PLN adalah studi tentang bagaimana Sumbar mengelola energi listrik sehingga dapat surplus cukup besar. ‘’Sumbar adalah daerah percontohan ketahanan energi, dimana keadaan eksisting surplus dan stabil. Menarik mempelajari mengapa ada provinsi yang surplus dan ada yang tidak, kemudian masing-masing provinsi dapat saling mendukung dengan interkoneksi,’’ ungkapnya.
Brigjen Elphis kemudian menginformasikan, Wantannas berencana untuk melakukan revitalisasi energi geotermal untuk perbaikan ketersediaan energi di Indonesia dan bermaksud mempelajari apakah dapat menjadi solusi tepat.
Toni menanggapi, kondisi kelistrikan Sumbar saat ini memang sangat baik dan andal. Sumbar memiliki cadangan daya 182,52 MW dari total daya yang dihasilkan yaitu 778,42, artinya ada surplus daya energi listrik sebesar lebih kurang 23,45% setiap harinya. ‘’Lebih dari 50% sumber pembangkit pemasok daya ini merupakan pembangkit EBT. Artinya Sumbar sangat mendukung target penggunaan energi bersih oleh pemerintah,’’ jelasnya.
Rasio elektrifikasi di Sumbar, sambung Toni, pun telah mencapai angka menggembirakan, yaitu 98,78%. Setelah 3 Desa di Mentawai berhasil terlistriki dalam waktu dekat, Rasio Elektrifikasi Sumbar akan mencapai 100%. ‘’Kabar baiknya lagi, Sumbar siap untuk serapan energi dalam jumlah besar untuk mendukung industri, bisnis, maupun pariwisata,’’ ungkapnya.
Surplus energi merupakan sinyal bahwa energi listrik di Sumbar sangat siap mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar. Namun begitu, lanjut Toni, data keekonomian Bank Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumbar minus sejak 2013. ‘’Jadi Sumbar turun dalam pertumbuhan ekonomi bukan hanya karena faktor Covid-19 saja, namun sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan, sementara PLN sudah siap untuk ketersediaan energi yang dapat diserap,’’ lanjutnya.
Maka dari itu, lanjut Toni, dengan surplus daya yang besar, PLN UIW Sumbar kemudian berkontribusi mendukung kebutuhan suplai di provinsi tetangga melalui interkoneksi energi listrik Sumatera.
Sebagaimana harapan PLN, Mayjen Syachriyal berharap, listrik yang merupakan suatu kekayaan bangsa dapat berdaya dan bermanfaat secara maksimal. ‘’Menjadi tugas kita bersama, bukan hanya PLN untuk mendukung ketahanan energi yang lebih kuat dan mandiri dalam rangka pembangunan nasional,’’ lanjutnya.
Pada akhir kunjungannya, Mayjen Syachriyal pun menyampaikan agar energi listrik menjadi energi yang tetap mempertahankan harga yang sesuai untuk semua lapisan masyarakat, yaitu energi yang paling mendukung keekonomian bangsa. ‘’Ramah untuk masyrakat namun juga bergeliat kuat untuk industri, bisnis, pariwisata, dan seluruh aspek kehidupan,’’ ungkapnya.
(Kelana Peterson/Ril)