Program Ngariung Iman Ngariung Aman besutan Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, berhasil menekan angka kejahatan di Kabupaten Serang yang masuk dalam teritorialnya sebanyak 54,23 persen, dengan angka penyelesaian kasus naik 6,6 persen.
“Januari-September 2023 terdapat 245 tindak pidana dengan penyelesaian 106 kasus, dan di periode yang sama tahun ini terdapat 112 tindak pidana dengan 120 penyelesaian kasus. Artinya angka kejahatan menurun 54,28 persen dan angka penyelesaian kasus naik 6,6 persen,” kata Kapolres Condro Sasongko, Senin (21/10/2024).
Kapolres Condro Sasongko, mengatakan wilayahnya terdiri dari 17 kecamatan dengan 1.720 desa. Melalui program ini, dia menyambangi daerah yang memiliki problematika di tingkat warga, mulai dari persoalan kekurangan air bersih, lampu penerangan dan lain sebagainya.
Condro menjabat sebagai Kapolres Kabupaten Serang sejak Januari 2024 hingga kini menjelaskan program Ngariung Iman Ngariung Aman memiliki makna berkumpul saling tukar pikiran sambil menyerap aspirasi. Ngariung juga merupakan tradisi yang melekat di masyarakat Banten.
Di sela-sela padatnya kegiatan sebagai Kapolres, Condro berkomitmen terhadap konsistensi program ini. “Kalau padat kegiatan di polres, saya malam jam 01.00 atau 02.00 WIB ke poskamling desanya. Pokoknya yang penting nengok dan warga merasakan saya benar-benar niat ketemu mereka,” ujarnya.
Keinginannya adalah menjadi contoh bagi jajarannya mengenai pentingnya membangun komunikasi dengan warga. Ngariung iman ngariung aman dia nilai bisa menjadi kontribusi dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Contoh warga ngeluh jalan gelap, jalan rusak sehingga rawan kejahatan. Nah kita langsung panggil stakeholders misalnya dari pabrik lampu, Serang ini kan banyak industri-industrinya, kita bilang ‘mau nggak bantu masyarakat?’, dia mau, ya sudah, istilahnya CSR-nya mereka langsung tepat sasaran. Kita harus ‘paksa’ mereka agar tidak acuh tak acuh pada masyarakat sekitar,” sambung Condro.
Condro menegaskan ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ bukan ajang penyuluhan warga atau memberi pesan kamtibmas. Menurut Condro, warga akan bosan jika hanya diminta mendengarkan. Condro berpikir sebaliknya.
“Kami nggak banyak omong, biar mereka sendiri memberikan masukan. Nah untuk yang kasih masukan, saran atau kritik yang paling kritis, yang paling luar biasa kita kasih setrika, kipas angin biar seru. Akhirnya apa, mereka antusias ngariung sama kita karena masalah mereka diselesaikan detik itu juga, mereka pulang bawa hadiah,” jelas Condro.
“Pertemuan selanjutnya mereka datang sukarela, nggak perlu digalang-galang atau dikondisikan biar kesannya wah gitu, biar foto laporan untuk pimpinan bagus, keren, nggak gitu. Nggak (berdampak) signifikan kalau caranya begitu,” ujar dia.