JAKARTA, (MBN) – PT. ASDP Indonesia Ferry telah mempersiapkan peningkatan kapasitas dan strategi layanan pada periode angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Ditargetkan, pelayanan penyeberangan dan pelabuhan dapat berjalan lancar, aman, nyaman dan selamat.
Corporate Secretary PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, manajemen telah mempersiapkan berbagai strategi sejak jauh hari, sehingga pelayanan Posko Angkutan Penyeberangan periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 mendatang dapat terlaksana terhitung mulai tanggal 17 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023 (H-8 s/d H+10).
“Pertama, kapasitas angkut dan alat produksi dipastikan memadai jumlahnya. Total jumlah lintasan yang dipantau secara nasional selama Posko Nataru 2022-2023 sebanyak 10 lintasan di 12 cabang. Ke-10 lintasan terpantau nasional diantaranya Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Hunimua-Waipirit, Tanjung Kelian-Tanjung Api-api, Bitung-Ternate, Bajoe-Kolaka, Kupang-Rote, dan Ajibata-Ambarita,” tutur Shelvy.
Menurutnya, layanan angkutan penyeberangan periode Nataru diperkirakan akan mengalami peningkatan seperti saat angkutan lebaran lalu seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang telah menjadi endemi dan pergerakan masyarakat berangsur kembali normal. Diperkirakan, pada layanan Nataru di 10 lintasan pada 12 cabang terpantau nasional, ASDP akan melayani sekitar 3,45 juta orang dan 808 ribu unit kendaraan.
Adapun kesiapan alat produksi, pada 10 lintasan di 12 cabang dengan rincian dermaga siap operasi sebanyak 55 unit dan kapal siap operasi sebanyak 61 unit kapal termasuk kapal Jembatan Nusantara.
Shelvy merinci, momen puncak arus libur untuk libur Natal 2022 diperkirakan terjadi pada Kamis (22/12) atau H-3 dan Jumat (23/12) atau H-2. Dan periode libur Tahun Baru 2023 diprediksi terjadi pada Kamis (29/12) atau H+4 dan Jumat (30/12) atau H+5. Sedangkan puncak arus balik pada Minggu (1/1) dan Senin (2/1) pada tahun 2023.
Saat periode Nataru, lanjut Shelvy, ASDP memastikan kelancaran layanan penyeberangan yang tentunya juga berkoordinasi dengan stakeholder terkait mulai dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan, Syahbandar, operator kapal swasta sam lainnya. Strategi layanan penyeberangan telah disiapkan, dimana pada pola operasi normal, manajemen akan melakukan pengoperasian kapal sesuai jadwal. Pada pola operasi padat, akan dilakukan penambahan jumlah trip dan pada pola operasi sangat padat, maka akan dilakukan percepatan layanan bongkar muat kapal (port time).
Shelvy menambahkan, ASDP juga telah melakukan peningkatan kapasitas baik prasarana maupun sarana demi menunjang kelancaran layanan operasional Nataru mendatang.
Peningkatan kapasitas diantaranya dilakukan di dermaga IV Bakauheni, dari 40 ton menjadi 60 ton atau kapasitas dermaga yang tadinya untuk melayani kapal 5000 GRT, maka ditingkatkan untuk dapat melayani kapal berukuran 10.000 GRT.
“Kami juga melakukan perluasan akses masuk di pintu eksekutif Merak, perbaikan akses menuju Dermaga VII Merak, serta pengoperasian pelabuhan perbantuan dari Pelabuhan yang berada di sekitar Pelabuhan Merak seperti Pelabuhan Ciwandan menuju Pelabuhan Panjang di Lampung. Dukungan dari pengoperasian pelabuhan perbantuan ini cukup solusif, dan telah dilakukan pada periode Angkutan Lebaran lalu. Dengan pengoperasian pelabuhan perbantuan, layanan penyeberangan khususnya angkutan logistik tidak mengalami antrean disaat puncak arus libur dan arus balik.
(red)
Sumber : Corporate Secretary PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)