JAKARTA, (MBN) – Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Beberapa hal yang menjadi tantangan ketahanan pangan dan gizi meliputi 1) sarana dan prasarana pertanian, (2) skala usaha tani kecil dan konversi lahan, (3) adanya dampak perubahan iklim, (4) akses pangan yang tidak merata, (5) food loss and waste yang tinggi, (6) regenarasi petani lambat dan (7) tantangan di inovasi dan diseminasi teknologi.
Kelor secara tradisional merupakan bagian dari makanan katanya. Namun daun ini sudah jarang dimakan jauh sebelum sains modern mengakui manfaat gizinya yang spektakuler, dan ia dikenal di Barat sebagai superfood.
Menurut studi pada tahun 2013 tentang penggunaan tradisional Moringa oleifera yang diterbitkan dalam International Journal of Phytotherapy Research, daun kelor kering mengandung tujuh kali lipat Vitamin C daripada jeruk, sembilan kali lebih banyak protein daripada yoghurt, 10 kali lebih banyak Vitamin A daripada wortel dan 15 kali kalium daripada pisang.
Daun kelor juga diperkirakan mengandung kalsium 17 kali lebih banyak daripada susu dan zat besi 25 kali lebih banyak daripada bayam.
Rahmat Syah Petani Kelor sejak 2014 optimis sebagai praktisi kelor di lingkungan kelompok tani di tengah kota.
Dedikasinya terhadap tanaman kelor di wilayah Jagakarsa Jakarta Selatan,ini yang dijuluki Prof Kelor oleh sesama kelompok tani.
Impian Rahmat Syah terhadap lahan kelor sebagai bukti pemberdayaan masyarakat tengah kota terus tekuni secara serius,”Kolaborasi kelor ini membuat yakin untuk menciptakan manfaat kelor lebih banyak lagi selain untuk makanan ,kecantikan serta obat herbal,” tegasnya
Zainuddin ( Bang Zain ) Dewan Kota Jakarta Selatan memberikan dukungan agar konsep dan mimpinya terealisasi nyata.
Setelah mendengar tentang manfaat nutrisi daun kelor yang spektakuler, saya dan tim mulai memakannya setiap hari selama pandemi. kami segera menyadari bahwa daun kelor adalah bahan masakan yang sangat serbaguna.ujar Taufik.
Tampaknya ada potensi kegunaan yang tak ada habisnya untuk kelor dan, menghidupkan kembali beberapa kegunaan yang sudah terbukti, sungguh menakjubkan untuk menyadari bahwa seluruh dunia belum membuka matanya terhadap potensi penuh dari “pohon kehidupan” dari Jagakarsa untuk Indonesia.(Kelana Peterson)