Oleh Siti Nurjanah S.IP / Mahasiswa Pascasarjana FISIPOL IPDN
Poros baru menuver koalisi partai politik semakin tajam merekontruksi arah partai politik ditahun 2024 mendatang, perubahan koalisi partai dengan keputusan Partai Nasdem memilih calon wakil presiden dari partai PKB membuat partai demokrat memilih hengkang dari koalisi Partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai PKS. Tiga partai yang sebelumnya sudah terbentuk menjadi koalisi perubahan dengan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Partai Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) yang sebelumnya sudah membentuk koalisi partai Bersatu ( KIB ) yang di gagas dari Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional ( PAN). bersatu dengan Koalisi Partai Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bentukan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), terbentuknya dari koalisi ini sempat memperkuat elekatibilitas Calon Presiden Prabowo Subianto.
Namun semakin dekat dengan tanggal penetapan daftar calon presiden dan calon wakil presiden menuver politik berubah dengan terbentuknya poros baru koalisi, partai Nasdem yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden menjadikan kolasi partai Nasdem dan partai kebangkitan bangsa ( PKB ) terbentuk.
Membuat retak calon presiden anies baswedan dan Agus Harimurti Yudoyono, keretakan koalisi Partai Nasdem dan Partai Demokrat mengkhianati piagam koalisi partai.
lalu koalisi manakah yang solid? Apakah hanya koalisi partai yang bergabung dengan Partai PDI Perjuangan lantaran partai yang bergabung hanya menjadi partai Pelengkap.
Setelah retak koalisi partai Nadem dan Demokrat lantaran Nasdem memilih berkoalisi dengan partai kebangkitan bangsa (PKB) yang mengusung muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden, Demokrat bersiap mengalihkan dukungan setelah prahara di koalisi anies baswedan.
membaca sitausi menuver politik saat ini , sangat memiliki peluang poros baru koalisi partai persatuan pembangunan (PPP), partai Demokrat, dan partai keadilan sejahtra (PKS) bisa saja terbentuk namun kemungkinan menang sangatlah kecil.
Duet anies baswedan dengan muhaimin Iskandar membuat peta koalisi partai politik berubah, siapa calon presiden dan wakil presiden dengan dukungan parlement paling besar saat ini ?
Jumlah kursi DPR 2019-2024 menurut koalisi partai pendukung Capres dan Cawapres 2024, Ganjar Pranomo 147 ( kursi ) yang terdiri dari Partai PDI Perjuangan 128 (kursi) dan Partai PPP 19 (kursi ), Prabowo Subianto 207 (kursi) terdiri dari Partai Gerindra 78 (kursi) Partai Golkar 85 (kursi) dan Partai PAN 44 (kursi), Anies Baswedan 167 Kursi terdiri dari Partai Nasdem 59 (kursi) Partai PKS 50 (kursi) Partai PKB 58 (kursi).
Demi perkuat koalisi partai politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuat poros baru dengan berkoalisi dengan Partai Nasdem ,hal tersebut upaya Partai Nasdem untuk menggagas koalisi gemuk, dan upaya membentuk koalisi besar, pergeseran peta koalisi partai politik membuat sejumlah perubahan koalisi partai lainnya.
Pindah Partai PKB membuat poros baru koalisi partai politik ,dan terbentuknya koalisi Indonesia maju ( KIM) yang mendukung Prabowo subianto berisikan tiga partai di parlement yakni Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra ), Partai Golongan Karya ( Golkar ) dan Partai Amanat Nasional ( PAN) .ketiga Partai tersebut memiliki 207 kursi DPR.
Partai Hanura dan Partai Perindo pun telah resmi mendukung Ganjar Pranomo dan Partai Gelora mendukung Prabowo Subianto sedangkan Partai Ummat mendukung Anies Baswedan sebagai Capres.
Sedangkan Partai Demokrat belum menentukan sikap untuk bergabung dengan koalisi manapun sampai saat ini. Ketua Agus Harimurti Yudoyono dalam konferensi nya kemarin mengatakan pihaknya masih bermusyawarah arah politik yang akan ditempuh.
Namun PDI Perjuangan membuka peluang untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat di Pilpres 2024. Hal ini disampaikan usai Partai Demokrat menyatakan keluar dari koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) yang dibangun dengan partai Nasdem dan Partai PKS.
Partai PDI Perjuangan menunggu sikap final Partai Demokrat soal peluang pertemuan Megawati Soekarno Putri dengan Bapak Susilo Bambang Yudoyono. Wacana pertemuan dua tokoh senior partai politik mencuat usai Partai Demokrat resmi Mundur dari Koalisi Perubahan dan mencabut dukungan Dari Anies Baswedan sebagai Capres dan beralih mendukunhg Ganjar Pranomo atau Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 Mendatang.
Partai Demokrat belum menentukan sikap untuk merubah koalisi dan berlabuh di koalisi manapun, usai resmi mundur dari partai perubahan untuk persatuan ( KPP ), demokrat memiliki dua opsi apakah akan men dukung Ganjar Pranomo atau Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Partai Demokrat masih belum mengambil keputusan apakah Demokrat akan bergabung atau membuat poros koalisi baru dikarenakan Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) masih tetap Mendukung Ganjar Pranomo dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) masih mendukung Anies Baswedan.
Setelah prahara keluar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memutuskan pindah koalisi dengan partai Nasdem, justru membuat KIM semakin solid dan kokoh. Partai Partai Amanat Nasional ( PAN) menegaskan seluruh kader pendukung Prabowo Subianto sebagai capres tidak merasa terdzalami dengen kepergian partai PKB yang memilih berkoalisi Bersama Nasdem.
Rekonsiliasi nasional yang diharapkan seluruh masyarakat Indonesia akhirnya terjadi dalam poros-poros koalisi partai menjelang Pilpres 2024.
Menuver politik menuju 2024 semakin tajam namun sebelum tanggal penetapan keluar dari komisi pemilihan umum ( KPU ) peta koalisi masih bisa saja berubah dikarenakan negosiasi antara koalisi partai masih terlihat abu-abu. Selama belum ada penetapan calon presiden dan calon wakil presiden, dinamika peta koalisi partai politik masih sangat cair.