(MBN) Entertainment – “Sumpah, film dengan durasi 120 menit ini membuat saya terus menangis, meneteskan air mata,
sesenggukan selama 115 menit. Hanya 5 menit pertama saya tegar, selebihnya ……”
Kang Maman Suherman.
Gala Premiere film Rio The Survivor yang diawali dengan Press Conference di Epicentrum XXI, Jakarta, Sabtu pekan lalu (26/3) berlansung meriah. Kerinduan menonton film Indonesia berkualitas tergambar dari komentar para tokoh setelah menyaksikan film yang patut menjadi kebanggaan kita ini. Rio The Survivor adalah fim Indonesia yang telah mendapatkan 24 penghargaan dari berbagai Festival Film Internasional di banyak negara Eropa, Asia, Amerika, hingga Afrika.
Gala Premiere dihadiri oleh banyak public figure diantarnya Andy /rif, Jikun /rif, Donna Agnesia, Rebecca Reijman, Kang Maman Suherman, Mario Irwinsyah, Ratu Anandita, Kemal Palevi, Jean Girsang, Adib Hidayat, Widya Saputra, Hadi Skalie, Walikota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, Ifan Ohsi, Giox Superglad, Sapto Haryo Rajasa, dan banyak lagi.
“Fenomenal! Film yang luar biasa. Selamat untuk semua yang terlibat di film Rio The Survivor,” ucap Donna Agnesia.
Andy /rif yang bersama band /rif terlibat di film untuk mengisi soundtrack film dengan lagu berjudul Malaikat Kecil juga mengutarakan kekagumannya. “Saya sangat senang bisa terlibat di film ini, apalagi filmnya ternyata luar biasa dan banyak mendapat penghargaan di luar negeri,” kata Andy /rif di sela-sela konferensi pers sebelum Gala Premiere.
“Film yang mudah dicerna, tetapi isinya luar biasa. Kalimat-kalimat di dalam film sangat dahsyat!” ujar Jikun yang selain bersama /rif juga menyumbang soundtrack bersama band Jikunsparin.
“Setelah mendapat 24 penghargaan yakni 19 sebagai pemenang dan 5 sebagai finalis dan nominasi di berbagai Festival Film Internasional, hingga saat ini masih banyak festival film internasional yang mengundang Rio The Survivor untuk ikut serta di festival film mereka, tetapi kami tidak lagi tertarik mengikutinya karena konsentrasi kami sekarang adalah bagaimana Rio The Survivor dapat dditerima oleh masyarakat Indonesia,” ucap penulis skenario sekaligus sutradara Rio The Survivor, Yudie Oktav.
“Misi dari film Rio The Survivor adalah memberikan pencerahan untuk masyarakat Indonesia karena film ini memuat banyak pesan moral. Selain itu, kami berharap film ini dapat menjadi penyeimbang dari konten-konten, narasi, dan film yang tidak mencerdaskan yang belakangan terlalu banyak menguasai kehidupan masyarakat kita,” lanjut Yudie.
Perjalanan panjang film Rio The Survivor selama tiga tahun sejak diproduksi pada awal 2019, akhirnya
bisa disaksikan masyarakat Indonesia mulai 31 Maret 2022 di bioskop. Rio The Survivor mengisahkan tentang perjuangan seorang anak untuk mendapatkan hak hidup dan pendidikan demi mengejar impian.
Kekuatan cerita Rio The Survivor yang terinspirasi dari kisah nyata dengan kemasan misi sosial dan banyak pesan moral membuat film ini mendapat banyak apresiasi di berbagai festival film internasional. Festival film terbesar sekelas Cannes Film Festival, Prancis, pun memberi respek dan menerima sebagai peserta pada 2021 meski sebelumnya sempat ditolak karena persyaratan bahwa film yang telah meraih penghargaan di festival film lain tidak dapat masuk sebagai peserta di Festival De Cannes.
Akan tetapi, karena kekuatan misi dan cerita Rio The Survivor, film akhirnya diterima sebagai peserta Festival De Cannes dengan ada perubahan atau perbedaan dari film yang dikirim ke festival film lain. Meski tidak masuk nominasi, tetapi tanggapan dari panitia Festival De Cannes hingga Directeur Departement des Films, Christian Jeune, langsung turun tangan untuk menangani Rio The Survivor memberi gambaran bahwa dunia perfilman internasional memberi hormat kapada Rio The Survivor.
Salah satu festival film terbesar di Afrika, Durban Festival Film Internasiona (DFFI)l, Afrika Selatan, yang usianya lebih tua dari Festival Film Indonesia pun memberi sambutan hangat kepada Rio The Survivor. Di festival film yang diikuti oleh total 3.000 film untuk semua kategori dan 300 film khusus untuk Feature Film dari berbagai negara, Rio The Survivor bahkan masuk nominasi sebagai Best Film. Selain itu, Rio The Survivor ditayangkan secara nasional oleh DFFI di Afrika Selatan. Itu merupakan penayangan perdana Rio The Survivor kepada masyarakat umum.
Di Best Istanbul Film Festival, Turki, yang juga diikuti oleh sekitar 3.000 film dari berbagai negara, Rio The Survivor bahkan sukses terpilih sebagai Best Film atau Film Terbaik. Di beberapa festival film internasional lainnya, Rio The Survivor, malah dinobatkan sebagai yang terbaik di beberapa kategori (Daftar Penghargaan Terlampir).
Rio The Survivor merupakan film yang ditulis dan disutradarai oleh Yudie Oktav, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai jurnalis dan aktivis kemanusiaan bersama Yayasan Syair Untuk Sahabat atau Syair.org. Ketajaman sosok Yudie, yang tumbuh di dunia media, dalam melihat permasalahan sosial begitu terasa dalam alur cerita dan pengambilan gambar yang disajikan di Rio The Survivor bahwa itu adalah realita yang sering terjadi di lingkungan masyarakat kita.
Film Rio The Survivor melibatlkan Bambang Pamungkas, mantan bintang sepak bola tim nasional Indonesia, dan gitaris Slank, Ridho Hafiedz, yang bertindak sebagai music director. Sedangkan untuk soundtrack film melibatkan band legendaris Godbless, /rif, Buluk bersama band Kausa, dan Jikunsprain.
“Film ini memiliki pesan moral yang sangat luar biasa karena merupakan kisah nyata tentang diskriminasi yang terjadi pada anak-anak yang kurang beruntung di Indonesia. Ini sebuah fakta yang selama ini luput dari perhatian kita bahwa Indonesia ini yang kita banggakan dengan keberagamannya, dengan pluralismenya, ternyata masih ada diskriminasi terhadap anak-anak,” kata Bambang Pamungkas.
Selain mengangkat diskriminasi, Rio The Survivor adalah film tentang sepakbola karya dari Syair.org dan Citkart Production serta didukung oleh BRI yang juga sponsor utama kompetisi Liga 1 sepakbola nasional.
DAFTAR AWARD RIO THE SURVIVOR:
- Best Film di London Independent Film Awards, Inggris
- Best Film di Best Istanbul Film Festival, Turki
- Best Film di Stockholm City Film Festival, Swedia
- Best Film di Uruvatti International Film Festival, India
- Best Film di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Honorable Award Best Film di Florence Film Awards, Italia
- Best Director, Yudie Oktav, di London Independent Film Awards, Inggris
- Best Director, Yudie Oktav, di Uruvatti International Film Festival, India
- Best Director, Yudie Oktav, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Best Script Writer, Yudie Oktav, di Uruvatti International Film Festival, India
- Best Screenplay, Yudie Oktav, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Best Actor, Raditya Evandra, di Eastern Europe Film Festival, Romania
- Best Actor, Raditya Evandra, di Stockholm City Film Festival, Swedia
- Best Actor, Raditya Evandra, di Uruvatti International Film Festival, India
- Best Young Actor, Raditya Evandra, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Best Supporting Actress: Sri Widayati, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Special Mention Original Score: Ridho Hafiedz, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Best Production, Yudie Oktav & Moh. Unggul, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
- Best Sound Design, H. Maman, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
FINALIS & NOMINASI: - Best Film di Eastern Europe Film Festival, Rumania
- Best Film di Barcelona Indie Filmmakers Festival, Spanyol
- Best Film di Rome Independent Prisma Awards, Italia
- Best Film di Durban International Film Festival, Afrika Selatan
- Best Director di Best Film Awards, London, Inggris.(Kelana Peterson/Ril)