SERANG, (MBN) – Seorang remaja berusia 16 tahun yang tinggal di Kampung Keluncing Kasemen Kota Serang Banten, memilih tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang SLTA, lantaran tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.
Hal tersebut dikarenakan dirinya masih menyimpan trauma setelah menjadi korban salah sasaran dalam pengeroyokan oleh sejumlah pria dewasa, sehingga dirinya kini tidak memiliki keberanian keluar rumah dan berjualan kembali untuk membantu ayahnya dan keperluan sekolahnya.
Kisah memilukan dialami oleh Kholis Maulana remaja berusia 16 tahun yang tinggal di Kampung Keluncing, Kasemen, Kota Serang, Banten, peristiwa malang tersebut terjadi pada Hari Selasa 11 APRIL 2023 lalu.
Saat kejadian korban Kholis saat itu hendak menyusul sang ayah ke pelabuhan merak untuk berjualan peci dihampiri oleh sekolompok pria dewasa saat dirinya sedang menunggu kedatangan bus di jalan tol tangerang-merak kilometer 79 Kemeranggen, Taktakan, Kota Serang.
Korban Kholis Maulana menjelaskan saat kejadian ia sempat menjelaskan maksud dan tujuan dirinya berada disana, bukan mencari kebenaran, para pria dewasa tersebut malah menuduh kholis sebagai pencuri dan membawanya ke semak belukar untuk dipukuli secara beramai-ramai.
“Habis tarawih berangkat dari rumah ke merak, waktu itu saya memarkirkan motor ada orang bawa golok nanya ke saya kamu maling ya terus langsung nonjok saya suruh ngaku,” katanya kepada awak media, Sabtu 5 Agustus 2023.
Beruntung nyawa remaja tersebut terselamatkan oleh kedatangan seorang warga yang menghentikan niat para pelaku untuk melempar remaja tersebut ke kolong tol dengan ketinggian 15 meter, warga yang mengenali kholis langsung melerai dan membawa kholis serta para pelaku ke rumah warga sekitar untuk menceritakan kejadian tersebut.
“Pas saya mau di jatohi saya di tarik disitu, sekitar ada 5 orang yang gebuki saya, saya masih trauma,” ujarnya.
Pihak keluarga yang tidak terima melihat kondisi anaknya yang mengalami cedera dan luka memar, telah melaporkan kejadian ini ke Unit PPA Polresta Serang Kota untuk mendapatkan tindak lanjut.
“Sudah berapa bulan sampai sekarang belum ada perkembangan sejak April sampai sekarang belum ada kejelasan,” ujar Jajuli Ayah Korban.
Akibat kejadian ini, kholis maulana enggan untuk keluar rumah dan memilih berhenti sekolah, dikarenakan dirinya tidak dapat berjualan kembali untuk mencukupi keperluan sekolahnya, dan merasa takut jika bertemu oleh para pelaku yang masih berkeliaran diluar sana.
Saat ini keluarga korban merasa kecewa dikarenakan hampir tiga bulan terakhir laporan atas pengeroyokan anaknya belum ada kabar atas tindak lanjut dari pihak kepolisian, keluarga berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku yang masih berkeliaran diluar, guna membantu menghilangkan rasa takut anaknya agar dapat mau bersekolah dan membantu sang ayah untuk berjualan kembali.
“Saya kecewa sebagai orang tua, Karena anak saya sekarang sudah tidak kemana-mana sekolah aja tidak Karena trauma, saya juga sudah melaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI kota serang dan sudah datang ke rumah tapi sampai saat ini belum juga ada informasi untuk membantu” tutupnya.
(Red)