PANDEGLANG, (MBN) – Pelaksanaan pekerjaan penataan lapangan Alun-alun di Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dalam pengerjaanya diduga asal jadi. Pasalnya pekerjaan tersebut terlihat ada kejanggalan, diantaranya pemasangan batu yang tidak lurus dan nampak adukanya juga diduga kurang semen, jadi pekerjaan tersebut terkesan asal-asalan.
Hal itu dikatakan oleh Nursamsu (Kepala Divisi Investigasi) di Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) Provinsi Banten kepada Mitrabantennews.com, Senin (31/10/22).
Pemerintah Pandeglang menurunkan program melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2022 Kabupaten Pandeglang dengan nama Pekerjaan yaitu penataan Alun-alun dengan anggaran sebesar Rp. 766 juta yang dikerjakan oleh CV. Bersinar Sejahtera dengan nomor kontrak. 640/SP.B.16/PPK-CK/DPU/PR/2022. Namun sangat disayangkan dalam pelaksanaanya terkesan asal-asalan.
“saya sangat menyayangkan, angaran begitu besarnya namun dalam pengerjaanya terkesan mencari untung banyak. Terlihat dilapangan sistem pengadukanya pun tidak menggunakan Dolak, melainkan asal aduk saja.” ujar Nursamsu kepada media.
seharusnya, masih dikatakan Nursamsu, pelaksana mengutamakan kualitas agar hasilnya bagus dan awet, ia mengatakan kalau pengerjaanya seperti itu, menurutnya riskan tidak akan berthan lama, cepet rusak. Ia berharap kepada Dinas PUPR agar turun kelapangan untuk cek lokasi pekerjaan yang sedang dikerjakan tersebut.
“saya berharap agar dinas terkait turun kroscek lapangan untuk mengontrol proyek yang sedang dikerjakan di Alun-alun Cibaliung, jangan-jangan kontraktornya mau memperkaya diri tanpa menjaga kualitas kerjaan.” tambah Nursamsu.
Sementara pihak kontraktor, mandor dilapangan yang mengaku sebagai tukang saat dikonfirmasi Mitrabantennews.com melalui pesan WhatsApp nya mengatakan bahwa ia hanya tukang belah batu, dan ia mengatakan hanya mengikuti perintah saja.
Saat media ini berupayan untuk konfirmasi kepada pelaksana pekerjaan tersebut, hingga berita ini diturunkan masih sulit untuk di hubungi. Bahkan dilapangan pun terkesan nutup-nutupi tidak ada yang tau dimana keberadaan pelaksana tersebut. (M. Nasir)