CILEGON, (MBN) – Warga Kelurahan Gerem mengeluhkan teknis penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Program Pembagian Sembako bulan September 2022, di wilayah Kelurahan Gerem Kecamatan Gerogol Kota Cilegon, Banten.
Warga Gerem Hayatulloh mengatakan, awalnya ia hendak mengambil BLT milik orang tuanya karena tidak bisa hadir di Kantor Kelurahan Gerem karena sakit dan sudah tua pada Jumat (9/9) tapi setelah sekian lama mengantri tidak bisa diwakilkan untuk mengambil BLT tersebut.
“Petugas menyampaikan bahwa tidak bisa diwakilkan mau dianterin kerumah orang tua akan tetapi hingga detik ini tidak ada kejelasan, bukan soal nominal saya mempertanyakan keseriusan serta komitmen petugas yang berjanji akan dianterin kerumah orang tua saya pada waktu itu karena mau Jumatan katanya pasca Jumatan, tapi nyatanya belum,” ujar Hayatulloh kepada wartawan, Selasa (13/9/2022).
Pria yang juga aktivis sosial ini menyebutkan bahwa Pos Indonesia sebagai ujung tombak penyaluran dan berpengalaman dalam mendistribusikan bantuan sosial tunai dan kartu sembako beberapa waktu lalu seharusnya mampu menjalankan amanah ini dengan tepat waktu sesuai SOP.
“Saya mengapresiasi atas bantuan BLT ini tapi petugas yang dibawah ini kurang profesional seharusnya mampu menjalankan amanah dan janjinya, saya harus ngadu kemana kalau bukan ke Media biar didengar dan dibaca keluhan warga dibawah,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan setelah sekian hari ini, orang tua kami diminta untuk mengambil ke kantor pos yang jaraknya cukup jauh harus ke Kota, ia menyoal tentang mekanisme dan teknis yang sudah dijanjikan sebelumnya.
“Awalnya kan bilang mau di anterin kerumah, sekarang orang tua saya suruh ke kantor pos ke kota sana, ke Kantor Kelurahan aja tidak kuat apalagi kesana, ini yang membingungkan kami, kami meminta juga pihak kelurahan membantu secara teknis bagi warganya yang berkaitan dengan BLT ini,” tandasnya.
Dilokasi sama Warga Gerem lainnya, Riswan mengaku dirinya juga waktu itu mengambil BLT, tetapi ia berharap tidak membebani warga dan memudahkan warga yang menerima BLT, ia juga meminta petugas penyaluran BLT juga harus profesional dan apa yang di sampaikan dijalankan.
“Saya berharap sebagai orang kampung mendorong petugas harus menjelaskan apa yang disampaikan, yang pasti jangan suka dijanjikan ini itu kalau realitanya tidak bisa dilaksanakan, saya hawatir kejadian ini juga banyak yang dirasakan warga lainnya bukan hanya apa yang di rasakan pak Hayat,” katanya.
Harusnya imbuh Riswan pihak Kelurahan juga bisa menjadi fasilitator yang baik jangan hanya memfasilitasi tempatnya saja, jika ada persoalan seperti ini juga harus bisa memfasilitasi.
“Pihak kelurahan minimal memfasilitasi komunikasi dan jangan kesannya cuci tangan, harusnya kalaupun harus menunggu juga disampaikan ke warga sehingga tidak timbul pertanyaan,” ujarnya.
Ditempat terpisah Kepala Seksi Sosial Kelurahan Gerem Liswati mengatakan bahwa Kelurahan hanya memfasilitasi tempat dan mengarahkan penyaluran.
“Kami juga terus memantau perkembangan BLT khususnya untuk warga Gerem, pihak kelurahan hanya menjembatani dan memfasilitasi, Insyaallah kita terus mantau perkembangannya,” tukasnya melalui pesan WhatsApp.
“Kalau yang sudah terlewat, mungkin bukan tidak ada ke jelasan. Petugas posnya setau kami membereskan dulu ke Kelurahan-kelurahan lain, setelah selesai baru visit ke yang sakit, orang sudah tua,” imbuhnya.