KOTA SERANG, (MBN) – Gaya hidup sehat dan bersih merupakan hal dasar yang perlu dimiliki oleh setiap manusia. Dasar dari hal tersebut tentunya akan berdampak pada upaya tanggungjawab menjaga dirinya dan lingkungannya. Hal kecil yang dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi sampah rumah tangga adalah salah satu yang dilakukan. Ditambah lagi perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang saja, namun semuanya merasakan bagaimana dampaknya dari perubahan iklim.
Melalui kegiatan Momotoa Ke Sekolah, Ecodefender Serang ikut menyuarakan dan mensosialisasikan akan pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan sosialisasi lingkungan tersebut disajikan secara menyenangkan dan edukatif. Rabu. (4/08/22).
Informasi-informasi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut meliputi keanekaragaman hayati, pemanasan global, sebab-akibat perubahan iklim, dan solusi-solusi yang bisa dikerjakan semua pihak.
Selama kegiatan berlangsung siswa juga diajak ikut bercerita tentang yang mereka rasakan akibat cuaca akhir-akhir ini. Salah satunya adalah siswa bernama Ade Saputra, Ade mengatakan bahwa” efek rumah kaca saat ini sangat terasa. Ia sering merasa panas dan gerah meskipun tempat tinggalnya berada di lingkungan yang cukup asri.” Jelasnya saat ditanya oleh narasumber.
Kegiatan yang berlangsung di MA Nurul Muhtadin ini dihadiri kurang lebih 150 siswa-siswi dari kelas 11 dan 12. Saat kegiatan berlangsung mereka menyimak dengan baik apa yang jelaskan oleh narasumber.
Lutfiyah atau yang akrab dipanggil kak fia menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan di masa-masa seperti ini. Ia mengilustrasikan dengan kejadian Banjir dan longsor yang terjadi di Banten belum lama ini. “Banyak orang yang terlalu diem melihat sampah dan tidak peduli akan lingkungannya, sehingga bencana yang tidak disangka-sangka seperti banjir dan longsor tidak dapat diantisipasi.” ujarnya.
Selain menyuarakan untuk menjaga lingkungan Lutfiyah juga mengajak siswa-siswi agar bisa turut serta menyuarakan pentingnya menjaga alam di Indonesia Timur, Papua dan Maluku. Banyaknya hutan mangrove dan ekosistem alam disana yang menjadi harapan terakhir Indonesia.
Bukan hanya itu saja, Hambali selaku Kepala Sekolah MA Nurul Muhtadin, mensupport adanya kegiatan momotoa ke sekolah. “Jadi anak-anakku, dari kegiatan ini semoga kita bisa mengambil manfaat kegiatan ini merupakan kegiatan positif. Dengan adanya kakak-kakak disini, saya berharap bisa mengubah pola pikir anak-anak agar dapat menjaga lingkungan minimalnya tidak buang sampah sembarangan.” Ucapnya saat memberikan sambutan.
Kegiatan momotoa ini juga dihadiri oleh tim Mengejar kebaikan dan Ikatan alumni Nurul Muhtadin, saat memberi sambutan Fery Setiawan selaku founder mengejar kebaikan mengatakan “Apa yang kita tanam hari ini akan kita buai nanti. karenanya kalau yang ditanam oleh orang tua kita liingkungan yang baik kita juga harus menjaganya jangan sampai anak cucu kita nanti tidak merasakannya.” Ucapnya.
Sedangkan Sahroni yang merupakan bagian dari Ikbanum menyampaikan, “Saya setuju dengan pernyataan dari fery, bahwa apa yang ditanam akan kita buai nanti, oleh sebab itu kita harus menjaga lingkungan, jangan abis jajan, abis makan buang sampah di kolong meja dan dibiarin berhari-hari sampe lupa dibuang.” Ucapnya.
Selama kegiatan berlangsung, dilakukan pre test dan post test untuk mengetahui seberapa pahamnya mereka dengan perubahan iklim dan lingkungan. Di sela-sela kegiatan juga dilakukan ice breaking dan sesi diskusi bersama siswa-siswi.
Sarwanah, salah satu murid kelas 12 IPA mengatakan bahwa “kegiatan yang dilakukan hari ini seru, saya juga dapat informasi baru, ilmu baru saya jadi tahu gimana caranya jaga lingkungan intinya seru banget.” Ucapnya saat memberikan testimoni kegiatan.
Dari seluruh rangkaian acara ini, ada harapan besar agar penjagaan lingkungan ini terus berlanjut dan tidak hanya berhenti hari ini.
Penulis, Riska Suci Ramadhani